Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Suluh

Jokowi Sudah Aman, Tidak Perlu Lagi Pasukan Buzzer

KAMIS, 28 JANUARI 2021 | 00:08 WIB | OLEH: WIDIAN VEBRIYANTO

Penghinaan bernada rasial yang dilakukan oleh Ketua Relawan Pro Jokowi-Maruf Amin (Pro Jamin) Ambroncius Nababan kepada aktivis Papua, Natalius Pigai seharusnya dijadikan pelajaran berharga bagi Presiden Joko Widodo.

Jokowi harus mulai berpikir untuk tidak lagi mempertahankan relawan yang kerap kali menjadi buzzer atau pendengung di media sosial.

Ambroncius contoh nyatanya. Penghinaan rasial yang dilakukan lewat media sosial bukan hanya mencoreng wajah Jokowi, tapi juga hampir membuat negeri ini kembali terpecah belah.

Ambroncius mungkin lupa dengan peristiwa rasial di Surabaya pada tahun 2019 lalu. Ucapan rasial yang terlontar di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya merembet hingga menjadi kerusuhan di sejumlah daerah di Papua.

Andai Bareskrim Polri tidak bertindak cepat, bukan tidak mungkin peristiwa serupa akan terjadi. Dan buntutnya, Jokowi kembali direpotkan oleh pendukungnya sendiri.

Jokowi seharusnya tegas mengatakan bahwa dirinya sudah tidak butuh para pendengung atau relawan yang kerjanya hanya membuat panas media sosial. Sebab, posisi Jokowi saat ini sangat kuat di singgasananya. Dari 9 partai yang masuk parlemen, hanya tiga berada di luar pemerintahan. Dari tiga partai tersebut, hanya dua yang lantang mengkritik. Sementara satu partai memilih ambil jalan tengah yang kadang kritik kadang mendukung.

Singkatnya, tanpa bantuan dari buzzer sekalipun, Jokowi bisa menjalankan program apa saja tanpa ada gangguan yang mengancam posisinya di parlemen.

Apalagi, rival politiknya saat Pilpres 2019 lalu, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sudah duduk nyaman di dalam kabinet. Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, sedang Sandiaga Uno menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Nyaris tidak ada gangguan dari pendukung Prabowo, maupun Sandiaga Uno yang akan mengkritik Jokowi. Sebab kritik pada Jokowi sama saja mengkritik dua orang yang pernah dielu-elukan di Pilpres 2019 lalu.

Selain itu, Jokowi juga sudah tidak perlu khawatir dengan Habib Rizieq Shihab. Di awal kembali dari Arab Saudi, Habib Rizieq memang berpotensi membahayakan Jokowi. Sebab setiap acara yang dia gelar selalu ramai oleh para simpatisan yang setia.

Bahkan di saat Habib Rizieq Shihab tiba di tanah air, Terminal III Bandara Soekarno-Hatta Lumpuh akibat para penjemput yang membludak, mulai dari terminal hingga ke tol untuk menyambut kedatangan sang habib.

Namun semenjak Habib Rizieq ditahan Polda Metro Jaya karena penghasutan kerumunan pada pertengahan Desember lalu, tidak ada lagi riak pergerakan pendukungnya.

Massa “jutaan” yang biasanya memenuhi aksi-aksi bela Islam tidak lagi tampak.

Selain itu, Jokowi juga sudah tidak perlu risau dengan ancaman radikalisme. Ancaman itu sudah musnah seiring pembubaran dua ormas di eranya, yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).

Kedua ormas yang oleh pendukung Jokowi kerap disebut sebagai sarang radikalisme sudah tidak ada lagi. Dengan kata lain, isu ini sudah “berhasil” ditumpas oleh Jokowi.

Kini praktis tidak ada lagi yang harus “dilawan” Jokowi dengan bala tentara bernama buzzer atau relawan yang aktif di media sosial. Sebab, ketiadaan “lawan” tersebut pada akhirnya justru membuat buzzer melakukan blunder yang merugikan Jokowi. Contohnya adalah Ambroncius Nababan.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya