Berita

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern dan Presiden China, Xi Jinping/Net

Dunia

Perkuat Kerja Sama Perdagangan, PM Selandia Baru: China Mitra Dagang Terpenting Kami

SELASA, 26 JANUARI 2021 | 14:19 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China dan Selandia Baru telah menandatangani kesepakatan peningkatan kerja sama perdagangan bebas kedua negara.

Kesepakatan itu dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern pada Selasa (26/1). Dengan kesepakatan itu, Selandia Baru mendapat akses yang lebih besar untuk melakukan ekspor ke China.

"China tetap menjadi salah satu mitra dagang terpenting kami. Agar ini terjadi selama krisis ekonomi global karena Covid-19 menjadikannya sangat penting," ujar Ardern, seperti dikutip Reuters.


Dalam sebuah pernyataan, Menteri Perdagangan Selandia Baru Damien O'Connor menjelaskan, kesepakatan tersebut memperluas kesepakatan perdagangan yang sudah ada dengan China untuk tujuan selama satu dekade.

Di dalam kesepakatan itu, Selandia Baru memiliki akses untuk mengekspor banyak komoditas, termasuk produk susu, kayu, dan makanan laut.

Berdasarkan kesepakatan barunya dengan Wellington, China juga akan membuka sektor seperti penerbangan, pendidikan dan keuangan. Sebagai gantinya, Selandia Baru akan meningkatkan kuota visa untuk guru bahasa Mandarin dan pemandu wisata.

Selandia Baru dan China pertama kali menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada 2008. Saat ini, China adalah mitra dagang terbesar Selandia Baru, dengan perdagangan dua arah sebesar 21,58 miliar dolar AS per tahun.

Meski begitu, pemerintahan Ardern tidak segan untuk melontarkan berbagai kritik keada China, termasuk bagaimana pengaruh Beijing di negara-negara kecil di Kepulauan Pasifik hingga isu mengenai kekerasan terhadap minoritas Uighur.

Ardern juga mendukung partisipasi Taiwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), walaupun muncul peringatan dari China.

Peningkatan kerja sama perdagangan antara China dan Selandia Baru dilakukan ketika Beijing berupaya untuk memperbaiki citranya, mendukung multilateralisme setelah perang dagang dengan Amerika Serikat.

Dalam beberapa bulan terakhir, China menandatangani sejumlah kesepakatan dagang. Dua di antaranya adalah pakta investasi dengan Uni Eropa dan bergabung dengan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya