Berita

Senator Demokrat dari Vermont, Bernie Sanders/Net

Dunia

RUU Stimulus Covid-19 Berpotensi Digagalkan Republik, Bernie Sanders Beri Peringatan

SENIN, 25 JANUARI 2021 | 09:10 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintahan baru Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedang bekerja keras untuk meloloskan paket stimulus bantuan Covid-19 senilai 1,9 triliun dolar.

Peket tersebut termasuk bantuan ekonomi hingga dana distribusi vaksin Covid-19. Sehingga menjadi prioritas utama untuk segera disahkan.

Tetapi Biden dan kawan-kawan Demokrat-nya di Kongres harus dihadapkan pada kemungkinan penolakan dari Republik.

Senator Demokrat dari Vermont, Bernie Sanders kemudian memperingatkan Republik bahwa Demokrat siap menggunakan taktik "langka" untuk mendorong paket stimulus tersebut.

Sanders yang merupakan ketua Komite Anggaran Senat yang baru menyebut Demokrat akan menggunakan langkah "rekonsiliasi" jika Republik tidak mendukung RUU tersebut.

"Apa yang tidak bisa kami lakukan adalah menunggu berpekan-pekan untuk maju. Kita harus bertindak sekarang," tegas Sanders yang juga mantan kandidat presiden dari Demokrat, seperti dikutip New York Post, Minggu (24/1).

Taktik yang dimaksud oleh Sanders sendiri memungkinkan agar RUU disahkan oleh Senat dengan mayoritas suara 50 + Wakil Presiden Kamala Harris. Biasanya, butuh 60 suara untuk mengesahkan sebuah RUU.

Taktik serupa juga pernah dilakukan oleh Republik pada 2017, ketika mengesahkan RUU pemotongan pajak untuk mencabut UU Perawatan Terjangkau.

"Saya mengkritik Partai Republik karena menggunakan rekonsiliasi untuk memberikan keringanan pajak kepada miliarder. Dan jika mereka ingin mengkritik saya karena membantu memberi makan anak-anak yang lapar atau lansia yang terisolasi dan sendirian di negara ini, mereka dapat mengkritik saya," sindir Sanders.

Sanders mengatakan, paket stimulus bantuan Covid-19 sangat penting saat ini.

"Rakyat Amerika terluka dan mereka ingin kita bertindak," tambahnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya