Berita

Rizal Ramli/Net

Publika

Rizal Ramli Soal Uang Mahar: Di Barat Dianggap Lucu Dan Sangat Tercela

KAMIS, 21 JANUARI 2021 | 23:34 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

PARA ahli hukum Belanda menaruh simpati waktu Hatta disidang di Den Haag karena menuntut kemerdekaan, dengan ikut ngasih pembelaan.

Soekarno menyuarakan “Indonesia Menggugat”.

Yang dikritik bukan cuma hakim kolonial yang tak adil, tapi juga intelektual bumiputera supaya sadar.

Husni Thamrin lantang di Volksraad, bangsa besar harus berdaulat di tangan bangsa sendiri.

Tjokroaminoto menulis Rechtpersoon. Mengedepankan Hukum Adil, menolak mesianisme Ratu Adil.

Tapi apa lacur,  praktek hukum dan politik di negeri ini sekarang penuh uang mahar.

Uang mahar dalam masyarakat berarti uang antaran sewaktu meminang. Di lapangan hukum dan politik sekarang dimaknai duit sogokan yang diminta oleh partai.

Waktu makan siang di Belanda,Rizal Ramli bertanya pada koleganya, seorang Perdana Menteri yang friendly: apa kenal uang mahar?

Rizal menjelaskan uang mahar terjadi dalam praktek politik dan hukum di Indonesia saat ini, ketika seseorang mau jadi pejabat seperti kepala daerah sampai kepala negara.

Ternyata pertanyaan Rizal dianggap lucu dan aneh, karena di Belanda dan Eropa pada umumnya perbuatan seperti itu nggak mungkin terjadi. Selain tercela juga berarti melanggar hukum.

Pertanyaan bermula dari obrolan santai soal sistem pencalonan pemimpin di Negeri Kincir Angin itu.

"Saya tanya, kamu keluarin berapa duit? Dia marah, karena dia nggak ngeluarin uang sama sekali," kata Rizal mengenang percakapan beberapa tahun lalu itu.

Rizal Ramli yang dikenal suka bicara candid mengungkapkan praktek politik yang terjadi di Indonesia pada saat Pemilu. Yaitu maraknya calon pemimpin bermodal uang mahar yang diminta oleh partai supaya didukung.

"Saya kasih tahu, di Indonesia mau jadi anggota DPR keluar Rp 5 miliar. Jadi bupati harus sewa partai Rp 60 miliar, belum lain-lain. Dia kaget bukan main.

Buat orang Barat itu lucu banget. Nggak masuk ke akal mereka," kata Rizal lagi.

Rizal Ramli sendiri sejak lama menilai sistem pemilihan di Indonesia harus diubah.

Sebab, menurutnya, demokrasi di Indonesia sekarang salah kaprah,  karena mengikuti sistem politik ala Amerika, yang dikendalikan oleh para pemodal, karena partai politik tidak dibiayai oleh negara.

Berbeda dengan sistem demokrasi di Eropa partai politiknya dibiayai oleh negara.

"Solusinya kita harus ikuti sistem Eropa Barat. Partai politik dibiayai negara, bukan lagi oleh bandar atau cukong. Sehingga ketika seseorang terpilih jadi pemimpin benar-benar melayani rakyat," Rizal Ramli menandaskan.

Penulis adalah Wartawan Senior

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya