Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Hitungan Jam Sebelum Lengser, Trump Beri Serangan Terbaru Untuk Huawei

SENIN, 18 JANUARI 2021 | 10:07 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintahan Donald Trump tinggal menghitung hari. Namun, di saat-saat terakhir, mereka meninggalkan banyak warisan yang menyesakkan, termasuk berlaku lebih agresif terhadap China.

AS baru-baru ini melancarkan 'hukuman' kepada Huawei Technologies Co Ltd dengan mengumumkan kepada para perusahaan pemasok Huawei, bahwa mereka mencabut lisensi tertentu.
Pengumuman itu juga berlaku untuk perusahaan pembuat chip, Intel Corp.


AS mengatakan pihaknya  akan menolak lusinan aplikasi lain yang meminta izin untuk memasok produk ke raksasa teknologi China itu.

Departemen Perdagangan AS mengatakan dalam email yang dikirimkan kepada Semiconductor Industry Association, bahwa mereka bermaksud untuk menolak sejumlah besar permintaan lisensi ekspor ke Huawei dan pencabutan setidaknya satu lisensi yang dikeluarkan sebelumnya, seperti yang dilaporkan Reuters, Senin (18/1).

Langkah itu diambil AS dalam upaya terakhir pemerintahan Trump melawan China. Hanya dalam hitungan hari Joe Biden akan menggantikan Trump dan mengambil sumpah jabatan pada 20 Januari mendatang.

Disebutkan bahwa ada lebih dari 1 pencabutan lisensi, tetapi sumber lain mengatakan setidaknya ada 8 lisensi yang dicabut dari 4 perusahaan.

Perusahaan yang menerima pemberitahuan itu memiliki waktu 20 hari untuk memberikan tanggapannya. Sementara Departemen Perdagangan AS memiliki waktu 45 hari untuk memberitahu perusahaan jika ada perubahan dalam keputusan itu atau keputusan tersebut sudah menjadi final.

Perusahaan kemudian memiliki waktu 45 hari lagi untuk mengajukan banding.

Amerika Serikat telah memasukkan Huawei ke dalam 'daftar entitas' Departemen Perdagangan pada Mei 2019. Dengan masuknya ke dalam daftar itu, Huawei menjadi perusahaan yang dibatasi untuk mendapat pasokan barang dan teknologi AS.  

Belum ada komentar dari perusahaan semikonduktor akan peraturan dari AS ini.

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Geledah Kantor Setda Papua, KPK Amankan Bukti Dokumen dan Barang Elektronik

Jumat, 08 November 2024 | 21:48

Satu Keluarga Meninggal Akibat Kebakaran Rumah di Jakarta Utara

Jumat, 08 November 2024 | 21:35

Komisi V Usul Ada Area Khusus Jamaah Haji dan Umroh di Bandara Soetta

Jumat, 08 November 2024 | 21:21

Dikunjungi Nusron, Polri Siap Sikat Mafia Tanah

Jumat, 08 November 2024 | 20:46

Ketum AMPI: Pinjol Masih Menjadi Pelarian Masyarakat

Jumat, 08 November 2024 | 20:34

Rumput GBK Siap Sambut Selebrasi ‘Knee Slide’ Thom Haye

Jumat, 08 November 2024 | 20:31

Buat Banyak Gebrakan Positif, Kabinet Merah Putih Patut Diacungi Jempol

Jumat, 08 November 2024 | 20:17

Lawatan Presiden Prabowo Bukti Dunia Internasional Menunggu Peran Indonesia

Jumat, 08 November 2024 | 20:09

Kementerian Keuangan Kantongi Rp1.517,5 Triliun Penerimaan Pajak Oktober 2024

Jumat, 08 November 2024 | 19:47

Tukang Pijat jadi Tersangka Karena Tambal Rumah Bocor Pakai Baliho Paslon Bupati

Jumat, 08 November 2024 | 19:02

Selengkapnya