Berita

Kapal China Coast Guard/Net

Dunia

Kapalnya Berkeliaran Di Selat Sunda, China Paham Indonesia Tidak Bersungguh-sungguh Memilih Kedaulatan

MINGGU, 17 JANUARI 2021 | 12:16 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Peringatan yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi kepada mitranya dari China, Wang Yi, perihal pentingnya menjaga stabilitas kawasan tampaknya tidak begitu diindahkan oleh Beijing.

Ketika menerima Menlu RRC Wang Yi, Rabu sore (13/1), Retno menyampaikan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Laut China Selatan dengan menghormati dan mematuhi hukum internasional, salah satunya United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) tahun 1982.

"Saya menyampaikan kembali mengenai pentingnya menjaga Laut China Selatan sebagai laut yang damai dan stabil. Untuk mencapainya, hanya satu hal yang harus dilakukan oleh semua negara, yaitu menghormati dan menjalankan hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982," tegas Retno ketika itu.

Namun hanya beberapa jam setelah pertemuan itu, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI melaporkan telah mencegat kapal survei milik China di perairan Selat Sunda pada Rabu malam.

Kapal berbendera China  tersebut diidentifikasi sebagai kapal survei Xiang Yang Hong 03. Kapal melaju dengan kecepatan 10,9 knots menuju Barat Laut.

Menurut Bakamla, Xiang Yang Hong 03 mematikan automatic identification system (AIS) sebanyak tiga kali saat memasuki perairan Indonesia. Padahal, AIS merupakan sistem lacak otomatis yang dapat memberikan data perihal posisi, waktu, haluan, dan kecepatan kapal.

Xiang Yang Hong 03 mengklaim berupaya menggunakan hak mereka untuk melintasi Alur Laut Kepulauan (ALKI) sesuai UNCLOS untuk pergi ke Samudera Hindia. Namun berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 7/2019, setiap kapal baik lokal maupun asing yang berlayar di wilayah Indonesia wajib mengaktifkan AIS.

Pengamat hubungan internasional dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Teguh Santosa menilai, insiden ini sebagai bukti lain yang memperlihatkan betapa China berani bermain-main dengan Indonesia.

"China paham benar bahwa Indonesia menganggap mereka sebagai teman yang bisa diandalkan di tengah situasi ekonomi yang tidak baik dan pandemi Covid-19," tulis Teguh Santosa dalam website pribadinya, www.teguhtimur.com.

"Di saat yang sama, China paham Indonesia tidak sungguh-sungguh memilih jalan kedaulatan untuk mengurangi dan menghilangkan ketergantungan akan hal-hal substansial pada negara lain. Jadi wajar kalau mereka tetap besar kepala," sambungnya.

Teguh juga menyoroti kebiasaan China mengabaikan keberatan negara lain atas agresifitas yang mereka perlihatkan. Misalnya keberatan Filipina terhadap klaim sepihak China di perairan mereka beberapa tahun lalu.

Berdasarkan hasil tribunal Permanent Court of Arbitration (PCA) di Den Haag, Belanda, tahun 2016, klaim sembilan garis putus-putus China dinyatakan bertentangan dengan UNCLOS 1982 yang juga ditandatangani China.

Selama persidangan yang dimulai tahun 2013, China tidak pernah hadir dan justru meningkatkan eksistensinya di Laut China Selatan.

"Berdasarkan pengalaman Filipina, saya pesimistis untuk saat ini China mau mengerti dan mau menganggap ketegasan yang disampaikan Menlu Retno Marsudi," kata Teguh.

Untuk kapal survei China yang berada di perairan Indonesia, Teguh mengatakan, kapal itu menggunakan ALKI yang disediakan Indonesia sebagai jalur perlintasan kapal-kapal asing di Laut Nusantara.

"Namun, karena AIS dimatikan, pihak Indonesia tidak dapat memantau jalur sesungguhnya yang mereka lalui, juga aktivitas selama berada di perairan Indonesia," demikian Teguh Santosa.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya