Berita

Vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech/Net

Dunia

13 Orang Di Israel Alami Kelumpuhan Wajah Sementara Usai Disuntik Vaksin Pfizer

MINGGU, 17 JANUARI 2021 | 06:39 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Setidaknya 13 orang mengalami efek samping berupa kelumpuhan wajah ringan sementara usai disuntik vaksin Pfizer-BioNTech di Israel.  

Kementerian Kesehatan Israel mengatakan, kemungkinan ada lebih banyak kasus efek samping seperti itu, seperti dikutip Ynet.

"Setidaknya selama 28 jam saya berjalan-jalan dengan (kelumpuhan wajah). Saya tidak bisa mengatakan itu benar-benar hilang setelahnya, tetapi selain itu saya tidak memiliki rasa sakit lain, kecuali rasa sakit di tempat suntikan, tidak ada yang lebih dari itu," ujar seorang yang mengalami efek samping tersebut.

Ia mengaku, dengan efek samping yang dideritanya, ia ragu untuk mendapatkan dosis kedua dari vaksin tersebut.

Tetapi Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa aman untuk memberikan suntikan kedua selama kelumpuhan wajah sudah hilang dan tidak ada efek jangka panjang yang tersisa dari suntikan pertama.

Meski begitu, Direktur Penyakit Menular di Sheba Medical Center, Prof Galia Rahav mengatakan tidak nyaman jika harus memberikan suntikan kedua kepada seseorang yang mengami efek samping kelumpuhan wajah pada suntikan pertama.

"Tidak ada yang tahu apakah ini terkait dengan vaksin atau tidak. Itu sebabnya saya tidak akan memberikan dosis kedua kepada seseorang yang menderita kelumpuhan setelah dosis pertama," ujarnya.

Peristiwa serupa juga sempat dilaporkan oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat (AS).

Bulan lalu, FDA menyebut empat relawan uji coba fase ketiga vaksin Pfizer mengalami kelumpuhan wajah sementara atau mereka sebut Bell's Palsy. Semua kasus adalah relawan yang diberikan vaksin sebenarnya, bukan plasebo.

Dalam laporannya, FDA sendiri menyebut tidak ada efek samping serius lain yang menunjukkan pola serupa. Selain itu, tidak ada bukti jelas bahwa kondisi tersebut terkait dengan vaksin Covid-19. Tetapi FDA merekomendasikan adanya pengawasan lebih terkait kasus Bell's Palsy.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya