Berita

Sebuah drone asing yang ditemukan oleh nelayan di perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan pada akhir tahun lalu/Net

Pertahanan

Masyarakat Perlu Pahami Kewaspadaan Nasional Dalam Menghadapi Kemajuan Teknologi

JUMAT, 15 JANUARI 2021 | 06:33 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Masyarakat perlu diberikan pemahaman mengenai perlunya kewaspadaan nasional dalam menghadapi kemajuan teknologi.

Di masa mendatang, kemajuan teknologi akan banyak berpengaruh terhadap pertahanan dan keamanan negara. Salah satu contohnya adalah kendaraan tak berawak atau "drone" yang kerap memasuki wilayah kedaulatan Indonesia.

Persoalan tersebut menjadi pembahasan dalam webinar nasional bertajuk "Ancaman Unmanned System Terhadap Sishanneg dan Respons Negara Dari Aspek Hukum, Strategi, dan Teknologi" yang diselenggarakan oleh Universitas Pertahanan pada Kamis (14/1).

Webinar tersebut menghadirkan sejumlah pembicara, yaitu Prof. Hasjim Djalal dan Laksda TNI (Purn) Dr. Surya Wiranto untuk bidang hukum, Mayjen TNI Dr(Can). Susilo Adi Purwantoro dan Laksdya TNI (Purn) Dr. Desi Albert Mamahit untuk bidang strategi, serta Prof. Dr. Muljowidodo Kartidjo dan Romie Oktovianus Bura untuk bidang teknologi.

Sementara penanggap yaitu Prof. Hikmahanto Juwana dan Laksma TNI Kresno Buntoro untuk bidang hukum, Laksamana TNI (Purn) Prof Marsetio dan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim untuk bidang strategi, serta Ir. Adhi Dharma dan Ir. Wasis Dwi Aryawan untuk bidang teknologi.

Dalam webinar dibahas, bagaimana diperlukannya penjelasan yang akurat kepada masyarakat luas terkait dengan drone yang berkeliaran di perairan Indonesia.

Penemuan benda asing berupa drone menjadi heboh karena memang masyarakat luas kurang memperoleh informasi. Padahal masyarakat merupakan garda depan dalam sistem pertahanan Semesta.

"Beberapa pihak bahkan menertawakan tentang kehebohan yang terjadi, karena sebenarnya yang ditemukan itu adalah "hanya" benda biasa saja yang kerap digunakan dalam kegiatan penelitian dan riset di bidang kelautan. Tidak disadari bahwa sebenarnya para nelayan yang telah dengan penuh kesadaran melaporkan temuannya ke pihak berwajib patut memperoleh apresiasi," ujar Chappy dalam webinar itu.

Nelayan dengan "ketidaktahuannya" telah sangat bertanggung jawab sebagai warga negara, menyerahkan "benda asing" yang ditemukannya kepada aparat keamanan. Dengan kata lain, mereka menyadari bahwa barang temuannya adalah barang "berbahaya".

Dengan begitu, munculnya beberapa unmanned vehicle asing ke wilayah Indonesia harus disikapi sebagai sebuah peringatan dini.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya