Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Setelah 100 Tahun Berdiri, Ford Tutup Tiga Pabriknya Di Brasil Karena Covid-19

SELASA, 12 JANUARI 2021 | 09:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Produsen mobil kenamaan Ford mengatakan pihaknya akan menutup tiga pabriknya di Brasil setelah beroperasi selama lebih dari satu abad di negara tersebut, dan akan berimbas pada hilangnya sekitar 5.000 pekerjaan.

Keputusan itu diambil menyusul kerugian besar yang dialami pabrikan mobil AS itu yang disebabkan pandemi virus corona yang mencengkeram selama hampir setahun ini di tengah resesi yang terjadi di negara tersebut.

Kerugian terus berlanjut meskipun ada kemajuan dalam menghentikan produk yang tidak menguntungkan, termasuk keluar dari bisnis truk berat, memotong biaya dan meluncurkan produk baru, kata pernyataan perusahaan.

"Sebuah lingkungan ekonomi yang tidak menguntungkan yang berkelanjutan dan beban tambahan pandemi memperjelas bahwa lebih banyak yang diperlukan untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan menguntungkan," kata kepala Ford Amerika Selatan Lyle Watters, seperti dikutip dari AFP, Selasa (12/1).

"Pandemi Covid-19, memperkuat kapasitas industri yang terus-menerus menganggur dan penjualan yang lambat yang telah mengakibatkan kerugian yang signifikan selama bertahun-tahun," kata perusahaan itu.

Ford mengatakan pabrik yang akan segera menghentikan produksi berada di Camacari dan Taubate, dengan hanya akan memproduksi beberapa suku cadang yang berlanjut selama beberapa bulan.

Sementara, pabrik Troller di Horizonte akan beroperasi hingga kuartal keempat.

"Dengan lebih dari satu abad di Amerika Selatan dan Brasil, kami tahu ini sangat sulit, tetapi perlu, tindakan untuk menciptakan bisnis yang sehat dan berkelanjutan," kata Jim Farley, presiden sekaligus CEO Ford.

"Dengan menutup pabriknya di Brasil, perusahaan itu beralih ke model bisnis yang ramping dan ringan," tambahnya.

Farley mengatakan, Ford akan terus melayani Amerika Selatan dengan mobil yang bersumber dari Argentina, Uruguay, dan pasar lain.

Penjualan kendaraan baru di Brasil turun lebih dari 26 persen pada 2020 karena krisis kesehatan, kata federasi otomotif Fenabrave pekan lalu. Penjualan mobil dilaporkan turun 28,57 persen dan bus sebesar 33 persen.

Ford membuka pabrik pertamanya di Brazil pada tahun 1921, di Sao Paulo, untuk memproduksi 4.700 mobil dan 360 traktor per tahun. Pada 2019, perusahaan menutup pabriknya di Sao Bernardo de Campo setelah 52 tahun beroperasi, mempengaruhi sekitar 2.800 pekerja.

"Ini bukan kabar baik. Ford menghasilkan banyak uang di Brasil ... Saya pikir itu bisa menunda keputusan dan menunggu karena pasar konsumen kami lebih besar dari yang lain," kata wakil presiden Brazil Hamilton Mourao kepada CNN Brazil.

Rodrigo Maia, ketua oposisi majelis rendah parlemen Brasil, mengatakan penutupan itu merupakan "demonstrasi kurangnya kredibilitas pemerintah Brasil, aturan yang jelas, kepastian hukum, dan sistem pajak yang rasional".

"Sistem kami telah menjadi rumah sakit jiwa dalam beberapa tahun terakhir, yang berdampak langsung pada produktivitas bisnis," katanya.

Karl Brauer, analis dari CarExpert.com, mengatakan telah terjadi banyak konsolidasi di sektor otomotif dalam beberapa tahun terakhir.

"General Motors, khususnya, telah bergerak secara agresif untuk keluar dari pasar yang tidak masuk akal secara finansial. Penarikan diri Ford dari Brasil menegaskan bahwa mereka bersedia membuat keputusan yang sama tentang pasar yang berkinerja buruk."

Ford mengatakan akan mempertahankan pusat pengembangan produknya di Bahia, serta tempat pembuktian dan kantor pusat regional di Sao Paulo.

Perusahaan mengatakan akan bekerja dengan serikat pekerja untuk mengembangkan "rencana yang adil dan seimbang" guna mengurangi dampak penutupan terhadap pekerja.

Brasil adalah negara di dunia dengan jumlah kematian akibat virus corona tertinggi kedua, dengan lebih dari 203 ribu kematian.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya