Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Sikap Twitter Yang Blokir Permanen Akun @realDonaldTrump Jadi Perdebatan Politisi Australia

SENIN, 11 JANUARI 2021 | 17:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Keputusan Twitter untuk memblokir akun @realDonaldTrump memicu perdebatan baru di kalangan politisi Australia. Mereka mempertanyakan apakah langkah itu telah sesuai dengan kebijakan sensor.

Akun resmi Presiden AS Donald Trump telah dihapus secara permanen dari Twitter setelah memposting pesan yang menurut raksasa teknologi itu dapat menyebabkan kekerasan lebih lanjut.

Perdebatan sekaligus kecaman juga datang dari Wakil Perdana Menteri Michael McCormack dan Menteri Keuangan Josh Frydenberg. Keduanya melemparkan kritikan keras terhadap platform itu.


McCormack mengatakan ia sangat tidak setuju dengan penghapusan akun Trump. Menurutnya, platform itu tidak harus mendengar suara-suara orang lain yang berpihak kepada siapa pun.

"Jika orang tidak menyukai apa yang mereka lihat di Twitter, sebaiknya jangan masuk ke platform media sosial itu," katanya kepada wartawan, seperti dilaporkan SBS, Senin (11/1).

Sama halnya dengan Perdana Menteri Scott Morrison, McCormack tidak bersedia mengomentari sikap Trump atas perannya dalam memicu demonstrasi di Capitol.  

McCormack sebelumnya mengatakan, peristiwa di Capitol sangat merugikan. Ia bahkan menyamakannya dengan protes Black Lives Matter tahun lalu, yang dia gambarkan sebagai kerusuhan ras.

Larangan Twitter terhadap Trump merupakan standar ganda. Ia mengatakan Twitter bahkan tidak menghapus gambar satir seorang tentara Australia yang memegang pisau berlumuran darah di tenggorokan seorang anak Afghanistan yang diposting petinggi China.

"Sekarang (gambar itu) itu belum diturunkan, dan itu salah," kata McCormack.

Ia menekankan, bila Twitter menghapus cuitan Donald Trump mestinya Twitter juga menghapus foto tentara Afghanistan itu sejak beberapa minggu lalu.

Namun, tidak semua politisi sepakat dengan McCormack. Bendahara Josh Frydenberg mengatakan dia tidak nyaman dengan cuitan Trump di media sosial, meskipun dia bisa memahami langkah Twitter.

“Kebebasan berbicara adalah hal mendasar bagi masyarakat kita, keputusan tersebut diambil oleh perusahaan komersial. Namun, secara pribadi saya merasa tidak nyaman dengan apa yang mereka lakukan,” katanya kepada wartawan.

Pemimpin oposisi Anthony Albanese mendukung upaya Twitter.

“Sudah saatnya orang tidak diberi platform untuk menyebarkan kebencian, menyebarkan kebohongan, yang berdampak pada orang-orang,” katanya.

Anggota parlemen Liberal Dave Sharma pada akhir pekan juga menyuarakan dukungannya untuk tindakan Twitter. "Keputusan yang tepat atas fakta," katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya