Mantan Menteri Kehakiman Israel Avi Nissenkorn/Net
Mantan Menteri Kehakiman Israel Avi Nissenkorn mengatakan penyerbuan gedung parlemen AS oleh para aktivis sayap kanan membuktikan rapuhnya sistem demokrasi. Berkaca pada hal itu, dia memperingatkan bahwa demokrasi Israel sesungguhnya berada dalam kondisi yang bahkan lebih genting daripada AS.
“Upaya para pengunjuk rasa untuk mengambil alih Capitol menunjukkan sejauh mana demokrasi menjadi hal yang rapuh,†kata Nissenkorn, kepada Channel 12 News, seperti dikutip dari Times Of Israel, Sabtu (9/1).
“Di Israel, demokrasi jauh lebih muda dan jauh lebih rapuh daripada di AS," lanjutnya.
Ditanya apakah dia yakin Israel dapat melihat pemandangan yang mirip dengan kekacauan yang terjadi di Washington pada hari Rabu (6/1), Nissenkorn mengatakan keprihatinannya jauh lebih mendasar, 'perubahan yang menyebar' pada sistem demokrasi di negara itu.
“Kita bisa melihat hal-hal yang lebih buruk (di sini). Kita bisa melihat situasi di mana seluruh sistem demokrasi digerogoti,†katanya.
“Itu jauh lebih buruk (dari kerusuhan). Anda tidak dapat memperbaiki perubahan mendalam selama bertahun-tahun," lanjutnya.
Para kritikus telah menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengikis lembaga-lembaga demokrasi melalui serangan berulang-ulang terhadap legitimasi pengadilan, penuntutan, dan polisi saat ia menghadapi penyelidikan, dan sekarang persidangan atas tuduhan korupsi.
"Netanyahu tidak diragukan lagi merusak sistem politik. Kepercayaan pada sistem peradilan telah rusak karena ketika Anda menghasut selama bertahun-tahun, sayangnya itu bertahan," ungkap Nissenkorn.
Nissenkorn mengundurkan diri pada akhir Desember lalu setelah memutuskan keluar dari partai Biru dan Putih milik Benny Gantz.
Keluar dari Biru dan Putih, Nissenkorn telah bergabung dengan partai baru besutan Walikota Tel Aviv Ron Huldai, The Israelis, dan akan mencalonkan diri untuk Knesset di platform itu dalam pemilihan berikutnya.