Berita

Derrick Evans merekam video dirinya dan sesama pendukung Presiden Trump yang menyerbu. Gedung Kongres AS di Washington, DC, 6 Januari 2021.

Dunia

Beberapa Tokoh Politisi Ternyata Ada Di Balik Penyerangan Capitol Hill

SABTU, 09 JANUARI 2021 | 06:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Polisi mengindentifikasi siapa saja orang yang terduga ikut terlibat dalam aksi penyerbuan Capitol Hill. Beberapa di antaranya ternyata adalah tokoh yang merupakan politikus pendukung Trump. Mereka memposting sendiri video atau foto keterlibatan mereka saat penyerangan. Salah satunya tokoh itu adalah legislator Virginia Barat, Derrick Evans.

Ulah Evans membuat banyak pihak kecewa. Meskipun dia telah menghapus video dirinya yang ikut menyerbu Capitol bersama ratusan perusuh, orang-orang telah mencaci maki dan memintanya mundur.

Hampir 32 ribu orang menandatangani petisi Change.org menuntut anggota partai Republik itu mundur.


"Hapus dia dari kursinya karena memimpin dan berpartisipasi dalam terorisme dan melanggar konstitusi dan supremasi hukum," bunyi petisi itu.

Evans menyiarkan langsung video rekamannya di akun Facebook-nya pada saat ikt menyerbu Capitol Hill. Dia berdiri di luar Capitol bersama para pendukung Donald Trump lainnya yang mendorong barikade polisi, seperti dilpaorkan CBS, Jumat (8/1).

"Bawa gas air mata. Kami tidak peduli," Dalam video itu Evans terdengar berteriak. "Kami akan mengambil kembali negara ini apakah Anda suka atau tidak. Hari ini uji coba. Kami akan mengembalikan negara ini."

Kemudian di adegan berikutnya, dia mendengar bertanya, "Di mana Proud Boys?" merujuk keterlibatan anggota sayap kanan.

Ketika kelompok perusuh berhasil masuk Capitol, Evans mengingatkan agar orang-orang itu tidak merusak apa pun di dalamnya, sambil berteriak, "Patriot masuk!"

Evans kemudian menghapus video itu. Namun netizen dan polisi telah mengindentifikasi dirinya. Ia pun berusaha membela diri  dengan mengatakan dalam pernyataan Facebook bahwa dia menghadiri protes itu sebagai "anggota independen media untuk membuat film sejarah."

"Seperti yang Anda ketahui, selama beberapa tahun terakhir, saya telah melakukan perjalanan ke seluruh negeri untuk memfilmkan banyak acara berbeda," tulisnya.

"Hari ini, saya memiliki kesempatan untuk memfilmkan acara lain di DC. Saya ingin meyakinkan Anda semua bahwa saya tidak memiliki interaksi negatif dengan penegak hukum dan saya juga tidak berpartisipasi dalam kehancuran yang mungkin terjadi."

Ketua DPR Roger Hanshaw, dari partai Republik menegaskan akan mengevaluasi peristiwa itu beserta konsekuensinya.

"Sementara kebebasan berbicara dan protes damai adalah nilai inti dari masyarakat Amerika, menyerbu gedung-gedung pemerintah dan berpartisipasi dalam kerusuhan dengan kekerasan, dari salah satu institusi politik paling mendasar di negara kita, adalah kejahatan yang harus dituntut sepenuhnya oleh hukum," kata Hanshaw mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Baik Evans maupun pengacaranya, bersikukuh menyatakan dia tidak bersalah dan tidak akan mengundurkan diri.

"Dia tidak melakukan kesalahan pada peristiwa itu. Dia menggunakan hak Amandemen Pertama untuk memprotes secara damai dan merekam peristiwa bersejarah," kata pengacara John H. Bryan dalam sebuah pernyataan. Menekankan bahwa Evans tidak melakukan pengrusakan apa pun dan tidak ada perilaku ilegal.

Selain Evans, Matt Browning, mantan perwira polisi Arizona dan pendiri Skinhead Intelligence Network (SIN), juga termasuk yang ikut terlibat dalam penyerangan Capitol. Walau dia berkilah tidak melakukan pelaggaran apa pun, "Namun, dia menciptakan kerumuman yang berpotensi memicu kekerasan," kata aparat.

“Orang-orang yang bersama mereka membawa senjata, menciptakan ketakutan merupakan bentuk terorisme!”  

Lalu ada Elijah Schaffer, reporter nasional untuk The Blaze. Kemudian ada Jake Angeli, yang dikenal secara online sebagai 'Q Shaman', dan beberapa lainnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya