Berita

Abu Bakar Baasyir/Net

Dunia

PM Australia Khawatir Pembebasan Abu Bakar Baasyir Menambah Luka Keluarga Korban

JUMAT, 08 JANUARI 2021 | 17:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pembebasan mantan terpidana terorisme, Abu Bakar Baasyir, dikomentari oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Abu Bakar Baasyir telah dibebaskan pada Jumat pagi (8/1) dari Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Ia langsung dibawa ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Suarakarta, Jawa Tengah.

Ulama berusia 83 tahun itu resmi keluar setelah mendekam di penjara selama 10 tahun dari masa hukuman 15 tahun, karena mendapat remisi selama 55 bulan.

Meski begitu, ia masih akan menjalani program deradikalisasi antiterorisme.

Abu Bakar Baasyir dihukum karena keterlibatannya menggalang dana untuk mendirikan kamp pelatihan yang diduga digunakan oleh para pelaku terorisme pada 2010.

Meski begitu, Abu Kabar Baasyir juga diyakini menjadi dalang serangan bom Bali yang menewaskan 202 orang, banyak di antaranya adalah warga Australia.

Sejak rencana pembebasannya muncul, pemerintah Australia telah menyatakan keprihatinannya karena dikhawatirkan dapat meningkatkan ancaman terorisme.

PM Morrison sendiri menilai, pembebasan Abu Bakar Baasyir masih terlalu dini dan menambah luka keluarga korban aksi teror yang dilakukannya.

"Itu masih baru. Setelah bertahun-tahun, masih sangat baru," ujarnya, seperti dikutip AFP.

"Kami telah menjelaskan melalui kedutaan kami di Jakarta (terkait) kekhawatiran yang kami miliki bahwa orang-orang seperti itu harus dicegah untuk menghasut orang lain," tambahnya.

Lebih lanjut, Morrison mengatakan, Australia terus menyerukan agar pelaku serangan bom Bali mendapat hukuman. Tetapi ia akan mengormati sistem peradilan di Indonesia.

Sejumlah korban dan kerabat korban peristiwa bom Bali sendiri menyayangkan pembebasan Abu Bakar Baasyir.
 
Salah satunya adalah Phil Britten. Pria 40 persen tubuhnya terbakar karena insiden itu mengakku khawatir jika Abu Bakar Baasyir kembali meradikalisasi orang lain.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya