Berita

Walikota Salatiga Yuliyanto/RMOLJateng

Nusantara

Kota Salatiga Siap Beri Sanksi Untuk Klinik Jual Rapid Test Di Atas Harga Pemerintah

SELASA, 05 JANUARI 2021 | 19:08 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Masyarakat Salatiga dikejutkan adanya sebuah klinik yang menerapkan tarif rapid test antigen kelewat mahal yakni mencapai Rp 1,7 juta.

"Gila aja, hampir Rp 2 juta. Itu tes apa aja," kaya Indro seorang warga Kauman, Salatiga yang mengetahui adanya informasi klinik nakal sejak seminggu terakhir.

Bahkan, saat Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Salatiga yang juga Walikota Salatiga Yuliyanto dikonfirmasi pun telah mengetahui hal tersebut.

"Kita juga mendapat informasi demikian, ada klinik di Salatiga yang mematok harga rapid test antigen Rp 1,7 juta. Padahal harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah hanya Rp 250.000. Informasi itu didapatkan Satgas dari laporan masyarakat," ungkap Yuliyanto, Selasa (5/1).

Yuliyanto mengaku tidak habis pikir klinik berada di jalur cepat Semarang-Solo itu mematok harga jauh di atas rata-rata ketentuan pemerintah.

Keterkejutan belum berakhir. Klinik terkait juga memberikan pilihan harga jika hasil ingin diketahui cepat.

"Tadi saya terima laporan ada yang mau rapid antigen diberitahu harganya Rp 1,7 juta untuk hasil yang bisa keluar 24 jam. Kalau hasilnya tiga hari Rp 1,4 juta, ada juga yang Rp 500.000," ungkapnya.

Seperti diketahui, SE Dirjen Pelayanan Kesehatan No. HK.02.02/1/4611/2020, batasan tertinggi harga rapid test antigen adalah Rp 250.000 untuk wilayah di Pulau Jawa.

Yuliyanto memastikan, harga rapid test antigen tersebut jelas menyalahi aturan. Oleh karenanya, ia menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk mengecek laporan itu.

Ia memerintahkan DKK Salatiga tidak segan memberi sanksi tegas, jika memang ada pelanggaran.

"Bisa jadi klinik yang terbukti melakukan pelanggaran itu akan kami evaluasi (izinnya)," tandasnya seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJateng.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya