Bersyukur Ayahnya Bebas, Putra Ba'asyir: Tapi Bukan Karena Pemerintah Punya Sisi Kemanusian

Kebebesan yang akan didapat narapidana terorisme, Abu Bakar Bin Abud Ba'asyir alias Abu Bakar Ba'asyir, pada Jumat besok (6/1), disambut suka cita oleh keluarganya.

Putra dari pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki itu, Abdul Rochim Ba'asyir, menyampaikan rasa syukurnya atas kebebasan ayahandanya.

Namun, dia menyayangkan kebebasan yang didapat Abu Bakar Ba'asyir karena sudah habis masa hukumannya, bukan justru karena kebijakan yang diberikan pemerintah.

"Makanya ini alhamdulillah sudah berakhir masa tahannya. Ini bukan karena pemerintah punya sisi kemanusian loh ya. Kalau kemanusian dari dulu sudah kita minta, tapi tidak dikasih-kasih," ujar Abdul Rochim saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (5/1).

Lebih lanjut, Abdul Rochim menjelaskan sejumlah upaya yang pernah diajukan pihak keluarga untuk supaya Abu Bakar Ba'asyir bisa bebas atau menjadi tahanan rumah.

Pasalnya, keluarga mengajukan hal tersebut karena pemuka agama asal Solo itu memiliki beberapa penyakit yang cukup serius.

"Keluarga sejak tahun 2017 sudah berusaha meminta ke pemerintah untuk melihat sisi kemanusian, bahwa beliau ini sudah tua. Ketika itu sudah umur 79 atau 80, itu kami sudah mengajukan. Jadi supaya bisa diurus oleh keluarga sendiri, oleh istrinya, oleh anak-anaknya," ungkap Abdul Rochim.

"Karena kalau di sana kan siapa yang ngurus? Paling petugas klinik dari LP. Petugas klinik dari LP ya seadanya, alat-alatnya terbatas. Artinya beliau tidak mendapatkan hak perawatan sebagaiamana seharusnya," sambungnya.

Oleh karena itu, setelah bebas dari Lapas Gunung Sindur, Parung, Bogor, Abu Bakar Ba'asyir akan mengahabiskan waktu bersama dengan keluarga dan tidak ada aktvitas di luar rumah.

"Pastinya (Abu Bakar Ba'asyir) lebih banyak istirahat. Karena kan beliau sudah tua, sudah sepuh, akan lebih banyak di rumah saja menghabiskan waktu dengan keluarga," demikian Abdul Rochim.