Berita

Pengrajin tempe di Kota Medan, Sumatera Utara/RMOLSumut

Nusantara

Perkecil Ukuran Dan Pangkas Gaji Karyawan Jadi Kiat Pengusaha Tempe Pertahankan Produksi

SENIN, 04 JANUARI 2021 | 16:19 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Mahalnya harga kacang kedelai impor membuat pengusaha tempe di Kota Medan, Sumatera Utara mengalami kesulitan finansial.

Untuk mencegah kerugian mereka bahkan harus memperkecil ukuran tempe hasil produksinya dan memangkas gaji para karyawan.

Salah seorang pengusaha tempe, Adhe Putri Laviningsih mengatakan kebijakan ini mereka lakukan untuk menghindari usahanya gulung tikar akibat mahalnya bahan baku untuk memproduksi tempe tersebut.

"Kalau di sini kalau untungnya sedikit. Mahal semua jadi pendapat tidak seperti sebelumnya 25 persen kurangnya," katanya saat ditemui di pabrik tempe miliknya di Jalan Pintu Air Empat, Gang Nabar, Kelurahan Kuala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Senin (4/1).

Adhe menjelaskan, saat ini harga kedelai impor mereka beli dengan harga Rp 9.200 per kilogram. Harga ini naik dari sebelumnya yakni Rp 7.800 per kilogram.

Kenaikan harga ini sangat mempengaruhi modal produksi sebab mereka membutuhkan sekitar 600 hingga 650 kg kacang kedelai setiap harinya.

"Untuk ukuran tempe juga sudah kita coba perkecil tapi itupun sulit karena pelanggan yang beli jadi protes, ukuran yang paling kecil kita kurangi jadi 0,7 ons," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLSumut.

Ditambahkan dia, tempe yang mereka produksi di pasarkan pada 8 pasar tradisional di Kota Medan seperti Pasar Sikambing, Pasar MMTC di kawasan Pancing, Pasar Simpang Limun, Pusat Pasar, Pasar Palapa Brayan Pasar Cemara, Pasar Inpres Kuala Bekala dan Pasar 5 Padang Bulan.

Kedepannya, ia pesimis mampu terus berproduksi memenuhi kebutuhan tempe jika harga kedelai terus naik.

"Kami berharap pemerintah turun tangan untuk menangani persoalan harga kedelai ini, agar ekonomi masyarakat tetap bisa berjalan," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

SPS Aceh Dinobatkan sebagai SPS Provinsi Terbaik 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:53

Hari Ini Nasdem Muara Enim Buka Penjaringan Balon Bupati dan Wabup

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:36

Prof Sugianto Janjikan Netralitas ASN pada Pilkada 2024 kalau Ditunjuk jadi Pj Bupati

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:14

Teriakan "Ijeck Gubernur" Menggema di Syukuran Kosgoro 1957 Sumut

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:58

Dihiasi 2 Penalti, Bayern Vs Madrid Berakhir 2-2

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:46

Dai Kondang Ustaz Das'ad Latif Masuk Daftar Kandidat Nasdem untuk Pilwalkot Makassar

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:22

Jelang Pilkada, Pj Gubernur Jabar Minta Seluruh ASN Jaga Netralitas

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:58

Ekonomi Pakistan Semakin Buruk

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:37

Kader PKB Daftar sebagai Bacabup Aceh Besar lewat Demokrat

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:29

Ngaku Punya Program Palembang Bebas Banjir, Firmansyah Hadi Daftar di PDIP

Rabu, 01 Mei 2024 | 02:31

Selengkapnya