Berita

Vaksin Covid-19 AstraZeneca/Net

Dunia

Dapat Lisensi Produksi, India Tak Akan Ekspor Vaksin AstraZeneca

SENIN, 04 JANUARI 2021 | 08:30 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

India melarang ekspor vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford selama beberapa bulan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dulu.

Walaupun tidak andil dalam pengembangannya, India sendiri diberikan kewenangan untuk memproduksinya secara mandiri, melalui kerja sama dengan Serum Institute, produsen vaksin terbesar dunia dari India.

CEO Serum Instutute Adar Poonawalla pada Minggu (3/1) mengatakan vaksin AstraZeneca yang dikembangkan juga dilarang dijual ke pasar swasta.


"Kami hanya bisa memberikan (vaksin) kepada pemerintah India saat ini," ujar Poonawalla, sembari menyebut keputusan itu diambil untuk mencegah penimbunan.

Dimuat Associated Press, keputusan tersebut diambil setelah India memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin AstraZeneca.

Berdasarkan kontrak yang telah ditandatangani, Serum Institute dapat memproduksi satu miliar vaksin Covid-19 dari AstraZeneca untuk negara-negara berkembang.

Saat ini, Poonawalla juga mengatakan Serum Institute sedang dalam proses penandatanganan kontrak yang lebih besar dengan COVAX, yaitu untuk 300 hingga 400 juta dosis vaksin.

Itu terlepas dari dua pesanan yang sudah ada masing-masing, yaitu 100 juta dosis untuk vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca, dan satu lagi dari Novovax. Dia mengatakan kesepakatan itu akan diselesaikan dalam beberapa pekan mendatang.

Untuk 100 juta dosis pertama vaksin AstraZeneca, Poonawalla mengungkap, piphaknya menjual kepada pemerintah India dengan harga khusus, yaitu 200 rupee per dosis. Setelah itu harganya akan lebih mahal.

Di pasaran sendiri harga vaksin Covid-19 AstraZeneca mencapai 1.000 rupee.

Lebih lanjur Ponnawalla mengatakan vaksin dapat dikirim ke negara bagian India di mana mereka dibutuhkan dalam waktu tujuh hingga 10 hari setelah perusahaan menyelesaikan kesepakatan dengan pemerintah India.

Poonawalla mengatakan perusahaannya berencana memberikan 200 juta hingga 300 juta dosis vaksin untuk COVAX pada Desember 2021. Dia mengakui bahwa perusahaan harus menyeimbangkan distribusi vaksin antara India dan COVAX.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya