Berita

Hikmahanto Juwana/Net

Politik

Pakar: Proses Ekstradisi Tidak Bisa Dilakukan Kepada Terduga Pelaku Pembuat Parodi Indonesia Raya

JUMAT, 01 JANUARI 2021 | 21:08 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kerjasam Kepolisian Republik Indonesia dan Polisi Diraja Malaysia berhasil mengungkap teruga pelaku pembuatan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Dua terduga pelaku berhasil diamankan di tempat terpisah. Satu di Sabah, Malaysia dan satu lainnya di Cianjur, Jawa Barat.

Guru besar ilmu hukum internasional Hikmahanto Juwana mengingatkan, terduga pelaku WNI yang berada di Malaysia tentu harus menghadapi proses hukum di Malaysia.

Dalam hukum internasional prinsip ini dikenal sebagai asas teritorial.

“Asas teritorial menggariskan aparat penegak hukum yang berwenang untuk melakukan proses hukum adalah aparat penegak hukum di mana kejahatan dilakukan (locus delicti),” ujar Hikmahanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (1/1).

Menurut Rektor Universitas Achmad Yani ini, pengecualian jika Malaysia tidak ingin memproses hukum WNI di Malaysia, maka dengan prinsip nasionalitas Indonesia harus turun tangan.

“Prinsip nasionalitas menggariskan aparat penegak hukum yang berwenang untuk melakukan proses hukum adalah aparat penegak hukum dari kewarganegaraan pelaku atau korban yang dalam hal ini Indonesia. Namun demikian jeratan hukum didasarkan pada hukum Malaysia,” terangnya.

Dia menambahkan, proses ekstradisi kepada WNI yang menjadi pelaku parodi Indonesia Raya itu tidak bisa dilakukan lantaran tidak melakukan perbuatannya di wilayah hukum Indonesia.

“Sementara proses ekatradisi tidak bisa dilakukan mengingat pelaku wni yang berada di Sabah tidak melakukan kejahatannya di Indonesia,” tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya