Berita

Zainal Bintang/Net

Politik

FPI Dibubarkan, Zainal Bintang Usul Tokoh-tokoh Islam Perlu Turun Gunung

RABU, 30 DESEMBER 2020 | 17:36 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Terkait adanya langkah tegas pemerintah membubarkan ormas Front Pembela Islam (FPI) pimpinan Habib Rizieq Shihab, sebaiknya pemerintah segera mengantisipasi munculnya berbagai reaksi dari masyarakat.

Tidak cukup hanya berkutat pada terpenuhinya persyaratan penegakan hukum semata lewat pengumuman yang bersifat satu arah. Pihak pemerintah harus juga bisa menyampaikan narasi yang komprehensif yang memenuhi asas kepastian hukum, rasa keadilan dan kemanfaatan bagi masyarakat atas setiap keputusan itu penegakan hukum.

Demikian disampaikan politisi nasional, Zainal Bintang ketika dimintai tanggapan oleh media di Jakarta, Rabu (30/12), sesaat setelah pengumuman pembubaran FPI disampaikan pemerintah melalui Menko Polhukam Mahfud MD, beserta sejumlah menteri dan pejabat lembaga terkait bertempat di kantor Kemenko Polhukam di Jakarta.


Terutama bagi kalangan umat Islam, ujar Zainal Bintang, sangat diharapkan agar dapat menahan diri dan mencermati perkembangan sikon di lapangan.

"Bagaimanapun juga langkah pembubaran FPI akan menimbulkan berbagai pertanyaan dan meresahkan. Termasuk telah melahirkan berbagai tanggapan pro kontra di tengah masyarakat," kata Zainal Bintang.

Zainal Bintang yang wartawan senior itu mengatakan, tokoh-tokoh umat Islam perlu turun tangan menenangkan keadaan dan membantu pemerintah menyampaikan latar belakang dan tujuan tindakan pembubaran FPI. Supaya kasus keputusan pembubaran FPI dapat diterima dengan pemahaman oleh masyarakat. Khususnya kepada umat Islam.

Penjelasan yang sejuk dari tokoh-tokoh yang dihormati sangat diperlukan. Tujuannya, agar kasus pelarangan itu dapat dicegah tidak meluas jadi bola liar.

Intinya jangan sampai dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab menghasut masyarakat dengan kontra narasi yang negatif dan destruktif.

"Yang harus dicegah jangan sampai tindakan pemeritah tersebut meluapkan salah paham dan kemarahan masyarakat. Lalu berujung timbulnya benturan antara pemerintah dengan rakyat di akar rumput. Karena kasus yang terasa mendadak itu, bisa saja seenaknya digoreng oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik sesaat yang menyesatkan," ucap Zainal Bintang.

Menurutnya, tokoh-tokoh Islam tingkat nasional sebaiknya mengambil inisitiaf bertemu secepatnya. Pertemuan itu sebaiknya segera dinisiasi tokoh dari unsur pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), PBNU dan PP Muhammadiyah. Dan jangan lupa melibatkan tokoh bangsa Jusuf Kalla.

"Bagaimanapun juga JK itu adalah tokoh Islam. Ketua Umum DMI (Dewan Mesjid Indonesia) dan tokoh perdamaian tingkat dunia. Pemerintah Afghanistan saja meminta jasanya untuk mengatasi masalah Taliban. Punya pengalaman panjang di jajaran eksekutif," ungkapnya.

"Yang jelas, selain pernah jadi menteri, JK adalah satu-satunya tokoh nasional yang pernah jadi wakil presiden dua kali mendampingj dua presiden yang berbeda dengan jarak waktu yang berbeda," jelas Zainal Bintang, sambil berpesan supaya masyarakat bisa menahan diri untuk tidak berkomentar dengan narasi yang memperkeruh keadaan.

Dirinya agak cemas mengikuti berbagai komentar bernada keras yang memenuhi wadah percakapan di media sosial sejak pengumuman pelarangan itu disampaikan.

Untuk itu ditegaskannya, apa yang diusulkannya itu adalah merupakan "jalan tengah", katakanlah itu "jalur kultural" yang diinisiasi tokoh-tokoh Islam terkemuka dan berada di luar struktur formal. Independesinya dapat terjaga.

Sambil menutup keterangannya, terkait usulnya itu, Zainal Bintang berucap tokoh-tokoh umat Islam perlu segera turun gunung.

"Lebih cepat lebih baik!" tutupnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya