Bergabungnya Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto memantik kekecewaan masyarakat, khususnya pendukung mereka di Pilpres 2019/Net
Gelombang kekecewaan rakyat makin membesar ketika Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memutuskan bergabung dengan gerbong pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin, yang merupakan rival dalam Pemilu 2019.
Setidaknya ada tiga alasan utama yang memicu kekecewaan di masyarakat, termasuk jutaan pendukung Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 silam tersebut.
Pertama, pada awalnya mereka menaruh harapan terhadap Prabowo-Sandi, yang walaupun kalah dalam Pilpres 2019 tetap berperan sebagai corong masyarakat dan penyeimbang terhadap pemerintahan.
"Ternyata itu sudah tak bisa lagi mereka harapkan, karena Prabowo-Sandi ada di dalam kabinet," ujar Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat, Ossy Dermawan, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/12).
Kedua, kata Ossy, dalam pertarungan Pilpres 2019 kemarin, para pendukung merasa sudah mati-matian membela dan mendukung Prabowo-Sandi. Bahkan, ereka tidak hanya mengorbankan materi atau uang.
"Mereka pun siap mengorbankan jiwa dan raga," kata Ossy Dermawan.
Ketiga, masih kata Ossy, pada saat Prabowo menjadi Menteri Presiden Jokowi, ia berdalih akan mewakili masyarakat dan selalu membela rakyat.
Ternyata yang terjadi, anak buah Prabowo justru tersandung kasus korupsi lobster. Ini yang cukup menyakiti hati rakyat.
"Sehingga menjadi wajar jika kemudian ada pengamat yang memprediksikan popularitas dan elektabilitas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) akan makin bertambah seiring dengan kekecewaan rakyat terhadap masuknya Prabowo dan Sandi ke dalam kabinet saat ini," tutupnya.