Berita

Ketua Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah/ Aisyiyah (AFEB PTMA), Mukhaer Pakkanna/Net

Politik

Pendirian Bank Muhammadiyah Butuh Kajian Mendalam Dan Komprehensif

SENIN, 28 DESEMBER 2020 | 08:37 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Pendirian bank milik persyarikatan Muhammadiyah membutuhkan pengkajian yang mendalam dan komprehensif.

Para akademisi, ahli keuangan, bankir profesional, manajer yang berpengalaman, pengusaha, hingga SDM yang paham dengan sosiokultural Muhammadiyah harus dilibatkan dalam persiapan pendirian tersebut.

Begitu simpulan diskusi zoominar bertajuk “Relasi BSI dan Muhammadiyah: Exit Strategy dan Pencarian Skema Keuangan Non-Perbankan” yang digelar Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah/ Aisyiyah (AFEB PTMA), Sabtu malam (27/12).


Ketua AFEB PTMA, Mukhaer Pakkanna mengakui bahwa aspirasi dari berbagai daerah dan wilayah yang menghendaki keberadaan bank milik Muhammadiyah menjadi pemacu kuat untuk segera PP Muhammadiyah bergerak menyiapkan.

“Namun demikian, aspek risiko dan peluang bisnis harus menjadi pertimbangan penting,” tegasnya kepada redaksi, Minggu (28/12).

Selain itu, Muhammadiyah juga harus segera berbenah dan mengonsolidasi diri atas kekuatan dan kapasitas lembaga keuangan yang dimiliki. Hal ini seiring mengemukanya ide penarikan dana dari Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Harus ada langkah-langkah exit strategy yang gradual dan terukur,” tegas rektor ITB Ahmad Dahlan itu.

Simpulan diskusi juga meminta agar lembaga keuangan yang saat ini dimiliki Muhammadiyah segera dikonsolidasikan, terutama BPRS dan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM). Termasuk, BMT dan Koperasi Syariah yang berafilisasi dengan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan struktur pengurusan Muhammadiyah.

“Lembaga keuangan ini yang jumlahnya ratusan unit di berbagai daerah/wilayah harus dikuatkan kapasitas organisasi, manajemen, dan keuangan, ternasuk konsolidasi aksi korporasinya,” sambungnya.

Terakhir, kecenrungan bahwa lembaga keuangan baik bank maupun non bank yang mengarah pada pengelolaan keuangan berbasis financial technology (fintech) harus jadi perhatian.

Mukhaer Pakkanna mengatakan bahwa fintech Muhammadiyah yang inklusif dan bisa menjangkau pelayanan baik warga persyarikatan dan masyarakat umum amat diperlukan.

“Termasuk, menghadirkan produk keuangan non-bank yang berbasis crowd-funding Sukuk Muhammadiyah, pengembangan wakaf tunai/produktif, dan lainnya,” tutupnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya