Berita

Tri Rismaharini kini menjabat sebagai Menteri Sosial/Net

Politik

Risma Dianggap Rangkap Jabatan, ICW: Kok Presiden Jokowi Beri Izin?

KAMIS, 24 DESEMBER 2020 | 14:32 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pelantikan Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial menyisakan dugaan rangkap jabatan. Sebab, status Risma saat dilantik sebagai Mensos masih menjabat Walikota Surabaya. Jabatan Risma baru resmi berakhir pada Februari 2021.

Presiden Joko Widodo tentu bukan tidak mengetahui kalau Risma masih menjabat Walikota Surabaya, meski sang calon pengganti sudah didapat melalui Pilkada pada 9 Desember lalu.

Karena itu, seperti disampaikan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Wana Alamsyah, Presiden Jokowi dan Risma telah melanggar 2 Undang-Undang (UU) karena presiden mengizinkan Risma menjabat Walikota Surabaya saat sudah resmi menjadi Mensos.


Sikap Presiden Jokowi tersebut, menurut Wana, merupakan sesuatu yang dapat berujung pada perilaku koruptif. Sebab, rangkap jabatan dapat berpotensi menimbulkan konflik kepentingan saat merumuskan sebuah kebijakan.

"Izin yang diberikan oleh Presiden kepada Risma untuk melakukan rangkap jabatan semakin menunjukkan praktik permisif terhadap praktik koruptif. Terlebih, keputusan tersebut melanggar UU, dan mengikis nilai etika publik yang hidup di tengah masyarakat," tegas Wana kepada Wartawan, Kamis (24/12).

Dengan demikian, lanjut Wana, ICW mendesak Risma untuk mundur dari salah satu jabatannya. Mundur dari jabatan Mensos atau Walikota Surabaya.

"Jika Risma tak segera mengundurkan diri, maka ia tidak layak menduduki posisi pejabat publik apapun. Perhatian publik juga perlu ditujukan pada Presiden RI yang memberi izin pada Risma untuk rangkap jabatan," pungkasnya.

Sejauh ini memang belum ada pernyataan resmi dari Risma soal jabatan Walikota Surabaya. Namun, pihak Kementerian Dalam Negeri menyebut bahwa Risma sudah tidak lagi menjabat Walikota Surabaya setelah yang bersangkutan dilantik Presiden Jokowi sebagai Menteri Sosial.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Akmal Malik, kepada wartawan, Kamis (24/12).

"Kan ada larangan menjadi rangkap jabatan. Ketika dilantik itu sudah langsung berhenti," ujar Akmal.

Menurut Akmal, seorang pejabat daerah akan secara otomatis diberhentikan sejak dilantik menjadi pejabat baru. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 78 Ayat 2 huruf g UU 23/2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya