Berita

Pekerja migran Thailand/Net

Dunia

Angka Kematian Pekerja Migran Thailand Di Korea Selatan Tinggi, PBB Prihatin

RABU, 23 DESEMBER 2020 | 11:49 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah laporan yang dirilis oleh Thomson Reuters Foundation mengungkap terjadinya kematian pada ratusan pekerja migran ilegal dari Thailand di Korea Selatan.

Mengutip kebebasan informasi (FOI) Kedutaan Besar Thailand di Seoul, laporan itu menyebut setidaknya 522 warga Thailand telah meninggal di Korea Selatan sejak 2015, sebanyak 84 persen di antaranya tidak berdokumen.

Empat dari 10 kematian yang dicatat terjadi akibat penyebab yang tidak diketahui sementara yang lainnya terkait kesehatan, kecelakaan dan bunuh diri.

Jumlah kematian pekerja migran sendiri mencapai rekor tertinggi tahunan pada tahun ini, yaitu 122 orang hingga pertengahan Desember.

"(Data) mengkhawatirkan dan membutuhkan perhatian dan penyelidikan," kata seorang spesialis migrasi tenaga kerja di Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO), Nilim Baruah, seperti dimuat Malay Mail.

"Pekerja migran tidak berdokumen paling sedikit terlindungi dan kesehatan serta keselamatan mereka menjadi perhatian," tambahnya.

Seorang pejabat Thailand mengungkap, puluhan ribu migran ilegal di Korea Selatan bekerja secara berlebihan. Mereka juga tidak dapat mengakses layanan kesehatan dan tidak mungkin melaporkan eksploitasi karena takut dideportasi.

Selain itu, data terkait kematian migran juga tidak dipublikasikan oleh pemerintah sehingga hanya sedikit perhatian terhadap isu tersebut.

Organisasi Internasional PBB untuk Migrasi (IOM) menyatakan keprihatinannya tentang data yang ditemukan oleh Thomson Reuters Foundation dan sedang memantau situasi.

Sejauh ini Kementerian Ketenagakerjaan Korea Selatan dan Kedutaan Korea Selatan di Bangkok belum memberikan komentar.

Data dari Kementerian Luar Negeri menunjukkan, setidaknya 460 ribu orang Thailand bekerja di luar negeri, secara legal dan ilegal. Korea Selatan adalah tujuan utama bagi sekitar 185 ribu migran Thailand.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya