Berita

Repro

Publika

Tentang Kunjungan Jerman Ke Markas FPI, Jangan Bermain Di Air Keruh

MINGGU, 20 DESEMBER 2020 | 12:45 WIB

DALAM abad Teknologi Informasi saat ini, dunia sudah selebar daun kelor. Artinya, peristiwa apapun yang terjadi di dalam negeri suatu negara, dalam waktu singkat akan menjadi konsumsi negara lain.

Sumber berita itu sendiri beraneka. Bisa dari pemerintah, opposisi, awam, hingga kalangan yang mengail di air keruh.

Proses hukum yang sedang dihadapi HRS ternyata berkembang amat serius.  Karena selain sudah menjadi konsumsi internasional, ternyata juga mengundang perhatian serius dari Kedutaan Besar Jerman di Jakarta. Dari penjelasan kalangan FPI sendiri, sudah ada staf diplomatik yang berkunjung, dan menyampaikan duka cita.


Terlepas dari apa yang dibicarakan, namun kunjungan  seperti itu, terlebih lagi dengan membawa kendaraan diplomatik, sungguh tidak tepat.

Hal ini tidak sejalan dengan Konvensi Wina yang mengatur hubungan diplomatik. Karena, dapat ditafsirkan sebagai mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Sesuai Konvensi ini, semua negara haruslah saling menghargai, saling menghormati, dan mengupayakan terpeliharanya hubungan diberbagai bidang.

Wajarlah karenanya, pemerintah RI akan memanggil pimpinan diplomatik Jerman di Jakarta, untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari kunjungan tersebut.

Panggilan semacam ini sangatlah penting, sebagai bukti kedaulatan dan kewenangan pemerintah RI, dalam mengelola  urusan dalam negerinya. Pemerintah Jerman akan juga melakukan hal serupa, agar para diplomat asing tidak melakukan pelanggaran diplomatik sekecil apapun d idalam negeri Jerman.

Mungkin pemerintah RI akan mengeluarkan nota diplomatik yang berisi kosa kata yang tegas dan keras. Karena perbuatan tersebut berpotensi menggalang pemberitaan buruk di dalam dan luar negeri, sehingga meruntuhkan kredibilitas RI di tengah Pandemi Covid 19 ini.

Mungkin juga pihak Jerman sudah mengantisipasinya, dengan langsung memulangkan pejabatnya tersebut, yang terlanjur bekerja secara melebihi panggilan tugas, sehingga menabrak aturan diplomatik yang dijunjung tinggi seluruh masyarakat dunia.

Untuk kalangan diplomatik di seluruh dunia, janganlah bermain  di air keruh. Gunakanlah jalur resmi, sesuai kewenangan yang diberikan.

Teuku Rezasyah
Dosen pada Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran di Jatinangor.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya