Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Di Tengah Keraguan Masyarakat, Kuwait Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Pfizer

SENIN, 14 DESEMBER 2020 | 08:27 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kementerian Kesehatan Kuwait telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer bersama mitranya dari Jerman, BioNTech.

Asisten Wakil Menteri Urusan Pengawasan Obat dan Makanan di Kementerian Kesehatan, Abdullah Al Bader, mengatakan dalam pernyataan pers, persetujuan tersebut diberikan setelah komite melakukan evaluasi komprehensif terhadap vaksin dan meninjau hasil uji klinis.

Anggota komite vaksinasi Covid-19, Dr Khaled Al Saeed, mengatakan kepada Al Jarida bahwa sekitar sepuluh ribu orang akan divaksinasi per harinya, dengan memprioritaskan pekerja garis depan, lansia, dan mereka yang menderita penyakit kronis.

Pekan lalu, Kuwait juga telah meluncurkan situs web bagi mereka yang ingin mendaftar untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

"Pendaftaran dini tidak selalu mengarah pada vaksinasi dini atau prioritas; hanya memberikan data kepada Kementerian Kesehatan yang dapat membantu mengidentifikasi segmen masyarakat yang diprioritaskan dan jumlah serta distribusi vaksin yang diperlukan," kata Abdullah Al Sanad, jurubir Kemenkes, seperti dikutip dari Gulf News, Minggu (13/12).

Mishref Fairground telah ditetapkan sebagai markas besar vaksinasi dan menampung lemari es yang akan digunakan untuk menyimpan vaksin pada saat kedatangannya.

Bulan lalu, sebuah sumber mengatakan kepada media lokal Al Qabas bahwa Kuwait telah setuju untuk mengimpor sekitar satu juta dosis vaksin Pfizer.

Namun, di tengah kesiapan pemerintah, sejumlah orang justru meragukan bahkan menentang penggunaan vaksin tersebut.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Al Qabas kepada sekitar 10 ribu orang, menunjukkan bahwa 46 persen mengatakan mereka akan menolak untuk menerima vaksin, 39 persen mengatakan mereka akan meminumnya dan 15 persen mengatakan mereka tidak yakin.

Sementara, dalam sebuah wawancara dengan Al Qabas, Al Saeed mengatakan vaksin itu aman dan efek sampingnya ringan.

Al Saeed menunjukkan bahwa vaksin itu akan memberikan perlindungan 50 persen selama dua minggu setelah dosis pertama dan kemudian 95 persen seminggu setelah dosis kedua.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya