Wasekjen PPP, Choirul Sholeh Rasyid/RMOL
Seluruh elite, pengurus dan kader diminta bersama-sama memikirkan berbagai langkah politik strategis jelang Mukmatar IX Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang akan berlangsung beberapa hari lagi.
Demikian disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Choirul Sholeh Rasyid saat ditanya Kantor Berita Politik RMOL soal persiapan Muktamar, Minggu (13/12).
Menurut CSR - sapaan akrabnya-, sebelum muktamar dimulai, seluruh pengurus dari level pusat hingga daerah harus fokus menyiapkan gagasan ide gerakan untuk membesarkan PPP.
Tujuannya adalah untuk memuluskan partai Kakbah memperoleh suara signifikan di Pemilu 2024 mendatang.
Hasil Pemilu 2019 lalu yang perolehan suaranya menurun dari angka 6,53 persen menjadi 4,52 persen suara nasional harus dijadikan cambuk bagi seluruh elemen partai untuk bersatu padu menekan ego politik antar kader.
Ia mencatat pada Pemilu 2014 lalu, PPP mendapatkan suara lebih dari 8 juta suara, sedangkan pada Pemilu kemarin hanya mendapatkan 6 juta lebih pemilih.
Atas dasar itulah, CSR menyerukan kepada seluruh elemen partai untuk terus mengkonsolidasikan simpul-simpul partai yang ada di basisnya masing-masing.
Jika konsolidasi simpul kekuatan partai dari pusat hingga daerah berjalan, CSR meyakini ceruk pemilih yang berpotensi melabuhkan suaranya ke PPP akan kembali bahkan bertambah.
"Pengurus dari pusat sampai akar rumput harus terus konsolidasi menyiapkan menu bagaimana partai (PPP) ini bisa memberi warna perpolitikan nasional dan memperoleh suara signifikan di Pemilu selanjutnya, hasil Pileg kemarin harus jadi ruang refleksi oleh semua kader," demikian kata CSR, Minggu (13/12).
Kata pria yang juga Sekjen P2N-PBNU ini, para elite partai harus memberi contoh dengan duduk bersama memikirkan bagaimana para kyai-kyai dan ulama yang memiliki basis sejarah politik dengan PPP dirangkul kembali.
Dijelaskan CSR, para elite partai harus merangkul para kyai atau ulama yang beberapa tahun terakhir tidak terlibat mengurusi partai karena imbas konflik PPP akan sangat membantu memperbaiki elektoral partai.
PPP, ditambahkan mantan Sekretaris Jenderal PP GP Ansor era Syaifullah Yusuf ini, harus menyelesaikan suksesi kepemimpinan partai secara kultural sebelum muktamar dimulai pada Jumat 18 Desember mendatang.
"Elite partai harus menyapa kembali, merangkul dan membangun komunikasi dengan kyai dan ulama yang basis sejarah politiknya terafiliasi dengan PPP. Jangan sampai ada riak-riak faksi yang hanya disebabkan oleh keinginan satu dua orang yang ingin merebut kursi ketua umum. Kita harus hilangkan potensi faksi-faksi yang tidak perlu," demikian analisa CSR.