Berita

Jurubicara Partai Gerindra yang juga anggota DPR Habiburokhman/Net

Politik

Habiburokhman Ke Tifatul Sembiring: Kalau Tidak Paham Konteks, Lebih Baik Tabayun Dulu!

SABTU, 12 DESEMBER 2020 | 14:42 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan anggota DPR dari PKS Tifatul Sembiring yang menyebutkan anggota DPR dari Partai Gerindra Desmond J. Mahesa berlebihan atau lebay lantaran mempertanyakan latarbelakang pembentukan Laskar FPI, berbuntut panjang.

Jurubicara Partai Gerindra yang juga anggota DPR Habiburokhman meminta Tifatul Sembiring untuk memahami konteks pembicaraan Desmond Mahesa yang mempertanyakan keberadaan Laskar FPI seperti ingin membentuk negara Islam dan perang itu.

"Kalau enggak hadir dan enggak paham konteksnya lebih baik tabayun dulu," ujar Habiburokhman lewat akun Twitter pribadinya @habiburokhman, Sabtu (12/12).

Bahkan, Habiburokhman justru mempertanyakan kontribusi Tifatul Sembiring selama ini.

"Ente sendiri sudah buat apa?????" pungkasnya.

Mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring menyebut apa yang disampaikan oleh Desmond tersebut lebay. Ini lantaran laskar yang dibentuk FPI tidak dibekali senjata.

"Laskar tak bersenjata bikin negara? Anda lebayy Desmond!" kesal mantan Menkominfo itu dalam akun Twitter pribadi, Jumat (11/12).

Desmond Mahesa saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi III DPR dengan keluarga korban tewas di ruas Tol Jakarta-Cikampek mempertanyakan apakah tujuan dari pembentukan laskar FPI tersebut dalam rangka mendirikan negara Islam.

Jika benar, maka hal itu bertentangan dengan ketentuan yang ada.

"Laskar sekarang tujuannya apa, mau mendirikan negara Islam? Itu melawan konstitusi," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (10/12).

Dalam pemikiran Desmon Mahesa, laskar sama dengan dengan tentara yang bisa digunakan untuk berperang.

"Jadi bingung juga saya, laskar ini tentara untuk perang juga, perang sama siapa? Saya juga jadi bingung. Ya kalau ini laskar, ini kan perang, juga enggak benar ini," katanya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya