Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Penelitian: 25 Negara Beli Sistem Peretas Circles Untuk Memata-matai Tokoh Oposisi Hingga Pengunjuk Rasa

RABU, 09 DESEMBER 2020 | 17:38 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Penelitian yang dilakukan oleh University of Toronto's Citizen Lab menunjukkan, sebuah perusahaan pengawas telekomunikasi bernama Circles telah membantu aparat keamanan di 25 negara untuk memata-matai komunikasi tokoh-tokoh oposisi, jurnalis, dan pengunjuk rasa.

Penelitian itu ditulis dalam laporan bertajuk 'Running in Circles: Uncovering the Clients of Cyber-espionage Firm Circles', seperti dimuat Al Jazeera, Rabu (9/12).

Di sana diungkap, Circles berafiliasi dengan NSO Group, sebuah perusahaan penyewa peretas Israel yang berbasis di Tel Aviv. Mereka menggunakan perangkat lunak yang disebut Pegasus untuk meretas ponsel pintas, kamera, mikrofon, hingga mengumpulkan data pribadi.

Circles sendiri dikenal menjual sistem untuk mengeksploitasi kerentanan bernama Signaling System 7 (SS7). Itu adalah sistem yang memungkinkan satu jaringan seluler terhubung dengan yang lain.

Laporan itu menunjukkan, Circles telah menjual teknologi itu ke beberapa negara.

"Tidak seperti spyware Pegasus NSO Group, mekanisme SS7 yang digunakan untuk mengoperasikan produk Circles tidak memiliki tanda tangan yang jelas pada ponsel target," jelas laporan itu.

Laporan tersebut juga mengindikasikan bahwa produk Pegasus dan Circles mungkin dapat diintegrasikan.

Menurut laporan tersebut, setidaknya dua entitas di Nigeria telah membeli produk Circle.

"Satu sistem dapat dioperasikan oleh entitas yang sama dengan salah satu pelanggan spyware FinFisher di Nigeria yang kami deteksi pada Desember 2014," kata laporan itu.

"Klien lain tampaknya adalah Badan Intelijen Pertahanan Nigeria (DIA), karena IP firewall-nya ada di AS37258, blok alamat IP yang terdaftar di Markas Badan Intelijen Pertahanan Asokoro, Nigeria, Abuja," tambah laporan tersebut.

Laporan itu juga menyimpulkan, dua gubernur di negara bagian Nigeria telah membeli sistem Circles untuk memata-matai lawan politik mereka.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya