Berita

Wakil Menteri Luar Negeri China, Zheng Zeguang/Net

Dunia

China: AS Adalah ‘Tangan Hitam Terbesar’ Di Balik Kekacauan Sosial Hong Kong

RABU, 09 DESEMBER 2020 | 07:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengumuman sanksi baru Departemen Luar Negeri AS terhadap sejumlah pejabat China berbuntut panjang dengan pemanggilan Robert W. Forden, kuasa hukum di Kedutaan Besar AS untuk China, pada Selasa (8/12) waktu setempat.

Pemanggilan tersebut dilakukan oleh Wakil Menteri Luar Negeri China, Zheng Zeguang, untuk menyatakan penolakan yang serius terhadap sanksi yang ditujukan untuk 14 wakil ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPC) beberapa waktu yang lalu.

Zheng mengatakan tindakan AS telah melanggar standar hubungan internasional dan sangat mencampuri urusan dalam negeri China dengan sewenang-wenang.

"Ini tidak masuk akal, dan China menyatakan ketidakpuasan yang keras terhadapnya,” kata Zheng, seperti dikutip dari Global Times, Selasa (8/12).

Otoritas AS mengumumkan pada Senin (7/12) bahwa mereka menjatuhkan sanksi pada 14 orang - semua wakil ketua Komite Tetap NPC ke-13 - atas urusan Hong Kong. Langkah itu dilakukan setelah NPC membuat keputusan pada November untuk mendiskualifikasi empat anggota parlemen oposisi Hong Kong.

Zheng kesal AS selalu saja menyamar sebagai pelindung demokrasi, hak asasi manusia, dan otonomi Hong Kong. AS menggunakan berbagai cara untuk mencampuri urusan dalam negeri orang lain dan menghasut dukungan untuk pemisahan diri serta kegiatan kriminal yang mengganggu tatanan sosial.

“Semua yang disebut sanksi terhadap pemerintah pusat China dan pejabat pemerintah HKSAR menunjukkan bahwa AS adalah ‘tangan hitam terbesar’ di balik kekacauan sosial di Hong Kong pada bulan-bulan sebelumnya,” katanya.

China juga mendesak AS untuk segera memperbaiki kesalahannya dan membatalkan keputusan terkait, serta berhenti untuk mencampuri urusan Hong Kong. Jika tidak, AS akan menanggung konsekuensi serius akibat kelakuannya sendiri.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya