Berita

Kapolda Metro Jaya saat tunjukkan senajata api yang dituding milik laskar FPI/RMOLJakarta

Politik

Usut Kematian 6 Anggota FPI, Tim Independen Harus Bisa Mengungkap Secara Transparan

RABU, 09 DESEMBER 2020 | 05:22 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Koalisi Masyarakat Sipil mendesak pemerintah untuk membentuk tim independen yang melibatkan Komnas HAM dan Ombudsman RI.

Tujuannya untuk menyelidiki secara serius peristiwa penembakan dari aparat kepolisian yang mengakibatkan 6 anggota Front Pembela Islam meregang nyawa.

Koalisi Masyarakat Sipil yang tergabung didalamnya diantaranya: YLBHI, LBH Jakarta, ICJR, IJRS, HRWG, Institut Perempuan, LBH Masyarakat, LeIP, KontraS, SETARA Institute, PSHK, ELSAM, Amnesty International Indonesia, Public Virtue Institute, PBHI, PIL-Net, ICEL, Asosiasi LBH APIK Indonesia, Imparsial, LBH Pers.

Dalam kajian Koalisi masyarakat Sipil, setiap tindakan yang diambil oleh polisi harus seusai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Desakan Koalisi Masyarakat Sipil dilatar belakangi oleh beberapa kejanggalan, salah satunya mengapa polisi sampai membuntuti FPI hanya karena mendengar kabar akan ada pengerahan massa saat unjuk rasa.

"Alasan penembakan juga bersifat umum, yaitu "karena ada penyerangan dari anggota FPI". Jika memang ada senjata api dari pihak FPI mengapa tidak dilumpuhkan saja?. Jika memang terdapat dugaan memiliki senjata api dan tidak memiliki izin tentunya ini merupakan pelanggaran hukum dan harus diusut tuntas pula," demikian analisa Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) dalam keterangan tertulis, Rabu (9/12).

Publik, kata KMS semakin bertanya-tanya karena saat kejadian berdarah itu CCTV di lokasi kejadian tidak berfungsi.

"Tentang kronologi kejadian juga saling bertolak belakang antara FPI dan kepolisian. Tentunya kronologi tersebut tidak bisa ditelan mentah-mentah karena seringkali tidak benar," demikian kata KMS.

KMS juga meminta agar Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan perlindungan terhadap saksi.

Keterangan para saksi kejadian amat diperlukan untuk memberi informasi lengkap tentang insiden berdarah di jalan Tol Jakarta -CIkampek itu.

"Koalisi menegaskan bahwa penggunaan dengan senjata api oleh kepolisian seharusnya hanya merupakan upaya terakhir yang sifatnya untuk melumpuhkan dan hanya dapat dilakukan oleh anggota Polri ketika ia tidak memiliki alternatif lain," demikian keterangan tertulis KMS.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya