Berita

Oposisi mengerahkan massa untuk melakukan protes menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan/Net

Dunia

Tenggat Waktu Pengunduran Diri PM Nikol Pashinyan Hampir Habis, Oposisi Mulai Kerahkan Massa Ke Jalan

SELASA, 08 DESEMBER 2020 | 16:43 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ultimatum yang diberikan oleh oposisi kepada Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan untuk mengundurkan diri paling lambat pada 8 Desember sudah hampir habis.

Meski begitu, hingga Selasa (8/12) pukul 12.08 waktu setempat, Pashinyan belum menyerahkan pengunduran dirinya.

Sebagai tanggapan, 16 partai politik yang tergabung dalam Gerakan Keselamatan Dalam Negeri mulai melakukan tekanan. Mereka meluncurkan kampanye pembangkangan sipil dengan mengerahkan massa ke jalan-jalan.


Dimuat Armen Press, pejabat partai Armenian Revolutionary Federation (ARF) Ishkhan Saghatelyan telah mengumumkan dimulainya kampanye.

"Seperti yang Anda lihat, sekarang sudah pukul 12.08 dan Nikol Pashinyan belum mengajukan pengunduran dirinya. Oleh karena itu, mulai saat ini hingga pukul 17.00, warga Armenia memiliki hak yang sah untuk mengadakan kampanye dan aksi pembangkangan sipil secara damai untuk menyuarakan protes dan tuntutan mereka," ujar Saghatelyan.

"Saya mengimbau warga negara kita untuk melakukan tindakan  sesuai hukum, tidak menyerah pada provokasi, saya juga menangani sistem penegakan hukum untuk memastikan hak warga negara untuk bebas berkumpul, unjuk rasa dan protes," lanjut dia.

Tuntutan pengunduran diri untuk Pashinyan dilakukan setelah ia menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Azerbaijan yang difasilitasi oleh Rusia pada 10 November.

Gencatan senjata untuk mengakhiri konflik Nagorno-Karabakh itu dianggap sebagai kemenangan Azerbaijan dan kekalahan bagi Armenia.

Setelah penandatanganan, ribuan warga Armenia menggelar aksi protes setiap harinya untuk menuntut dibatalkannya gencatan senjata dan mundurnya Pashinyan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya