Berita

Gadis kecil membawa bendera Lebanon di antara puing pasca Ledakan Beirut/Net

Dunia

Donor Internasional Siapkan Dana 2,5 Miliar Dolar AS Untuk Bantu Pulihkan Beirut, Tapi Dengan Syarat

SABTU, 05 DESEMBER 2020 | 08:46 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kelompok donor internasional telah menyusun rencana tanggapan sebesar 2,5 miliar dolar AS untuk memulihkan Lebanon pasca ledakan pelabuhan yang menghancurkan Beirut pada bulan Agustus lalu.

Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia menerbitkan rencana tersebut empat bulan setelah bencana yang menewaskan lebih dari 200 orang, melukai ribuan orang, dan menghancurkan sebagian besar Beirut.

Mereka mengatakan peta jalan untuk 18 bulan ke depan adalah membantu orang yang paling rentan dengan hibah internasional dan fokus pada rekonstruksi yang didanai oleh pinjaman dan dana swasta bergandengan tangan dengan reformasi besar-besaran.


“Prioritas kebutuhan jalur pemulihan yang berpusat pada manusia berjumlah 584 juta dolar AS, di mana dibutuhkan 426 juta dolar AS untuk tahun pertama,” kata sebuah laporan tentang peta jalan, seperti dikutip dari AFP, Jumat (4/12).

“Biaya untuk jalur reformasi dan rekonstruksi diperkirakan mencapai dua miliar dolar AS,” lanjut pernyataan itu.

Tetapi mereka yang berada di belakang rencana tersebut memperingatkan bahwa dukungan internasional untuk rekonstruksi akan bergantung pada kemampuan pemerintah untuk menunjukkan kemajuan yang kredibel dalam reformasi.

“Secara khusus, upaya harus mencakup audit forensik bank sentral, reformasi sektor perbankan, pengendalian modal, penyatuan nilai tukar dan penciptaan jalur yang kredibel dan berkelanjutan menuju kesinambungan fiskal,” kata laporan itu.

Ini akan menjadi penting untuk mengamankan pendanaan swasta dan pinjaman sektor publik, tambahnya.

Uni Eropa, PBB dan Bank Dunia meminta daftar panjang tindakan mendesak, termasuk penyelidikan transparan atas ledakan pelabuhan, dan pemberlakuan Undang-Undang Sektor Pelabuhan baru, yang membahas operasi otoritas pelabuhan serta bea cukai.

Lebanon telah  terperosok dalam krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya