Berita

Presiden Recep Tayyip Erdogan /Net

Dunia

Erdogan Singgung Macron: Jika Ingin Memiliki Kedaulatan Negara, Serahkan Saja Marseille Kepada Armenia!

SABTU, 05 DESEMBER 2020 | 07:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Turki mengatakan bahwa posisi mediasi Prancis di Nagorno-Karabakh tidak lagi valid karena keputusan kontroversial yang diserukan dalam Majelis Nasional Prancis baru-baru ini. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Prancis di bawah kepemimpinan Emmanuele Macron telah kehilangan 'peran mediator' dalam sengketa Karabakh.

"Mengapa? Anda adalah mediator, tetapi di sisi lain, Anda telah mengeluarkan resolusi di parlemen Anda ... tentang daerah di mana Anda seharusnya menjadi mediator,” kata Erdogan kepada wartawan usai melaksanakan ibadah shalat Jumat di Masjid Agung Aya Sofya di Istanbul (4/12), seperti dikutip dari AP.

Erdogan juga mengulangi komentar dari Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev bahwa Prancis harus menyerahkan Marseille (sebuah kota di pesisir tenggara Prancis) ke Armenia jika ingin memiliki kedaulatan negara. Dia mengatakan setuju dengan komentar itu.


"Saya membuat nasihat yang sama: jika mereka memang ingin memiliki kedaulatan negara, mengapa mereka tidak memberikan Marseille kepada Armenia?" kata Erdogan sinis. “Sesederhana itu!”

Majelis Nasional Prancis menyetujui resolusi pada Kamis (3/12) yang menyerukan pemerintah untuk mengakui Nagorno-Karabakh sebagai 'republik'.

Setelah disahkan bulan lalu di Senat, resolusi, yang memiliki nilai simbolis, diadopsi di Majelis dengan 188 suara "setuju" melawan tiga suara "tidak", sementara 16 deputi abstain dari pemungutan suara.

Dengan keputusan tersebut, pemerintah Prancis diminta untuk mengakui "Republik Nagorno-Karabakh" dan mengevaluasi ulang proses keanggotaan Turki ke UE dengan mitra Eropa karena peran Turki dalam konflik Nagorno-Karabakh.

Menurut PBB, Nagorno-Karabakh adalah wilayah Azerbaijan.

Prancis juga telah dikritik karena meninggalkan netralitasnya dan mendukung Armenia dalam konflik Nagorno-Karabakh sebagai salah satu negara Ketua Bersama OSCE Minsk Group

Parlemen Azerbaijan telah menyerukan agar Prancis dicabut dari peran mediasinya dalam konflik Nagorno-Karabakh untuk menghukum Senat Prancis karena mengadopsi resolusi tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya