Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Grup Advokasi Inggris Protes Keputusan Prancis Larang Keberadaan Kelompok Anti Islamophobia

SABTU, 05 DESEMBER 2020 | 07:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebuah kelompok advokasi Inggris, Cage, mengutuk keputusan Prancis yang akan menutup sebuah kelompok anti-rasisme Collective Against Islamophobia in France (CCIF).

Saat mengumumkan langkah tersebut pada Rabu (2/12), Mendagri Prancis Gerald Darmanin menuduh CCIF melakukan 'propaganda Islam' selama beberapa tahun. Tuduhan itu sendiri telah dibantah keras.

Cage yang berbasis di London mengatakan keputusan itu mengungkap kemunafikan negara Prancis yang 'kurang ajar' dalam mengadvokasi kebebasan berbicara sementara secara hukum menolak kebebasan Muslim untuk berbicara dan berorganisasi, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (4/12).

Cage adalah organisasi advokasi yang mengkampanyekan 'proses hukum, penegakan hukum, dan mengakhiri ketidakadilan Perang Melawan Teror'.

Dalam pernyataannya, mereka mengatakan Prancis tidak hanya melarang keberadaan CCIF, bahkan lebih jauh mereka memasukan stafnya ke dalam daftar hitam tanpa batas waktu, yang berarti mereka tidak dapat membentuk kelompok baru atau berbicara di depan umum.

Keputusan itu menyusul serangkaian penggerebekan di masjid, sekolah Islam, dan rumah.

Muhammad Rabbani, Direktur Pelaksana CAGE, mengatakan bahwa orang-orang yang terkait dengan CCIF telah diberangus sebagai upaya untuk melemahkan komunitas Muslim menyusul pengumuman Macron tentang 'Hukum Separatisme' yang baru untuk membatasi kerja amal Muslim dan kampanye politik."
Organisasi Hak Asasi Manusia Arab di Inggris (AOHR UK) juga mengutuk langkah pemerintah Prancis yang memulai inspeksi di masjid sebagai bagian dari kampanye melawan separatisme.

“Kebijakan pemerintah Prancis terhadap orang Arab dan Muslim sama dengan kebijakan ekstrim kanan, yang menyerukan penutupan masjid dan penerapan kontrol ketat terhadap Muslim, yang memicu permusuhan terhadap Muslim dan meningkatkan serangan terhadap Muslim," bunyi pernyataan AOHR UK pada Kamis (3/12).

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya