Berita

Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd/Net

Dunia

Mantan PM Australia: Jika ingin Menghadapi China, Contohlah Jepang

JUMAT, 04 DESEMBER 2020 | 07:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd angkat bicara terkait ketegangan yang terus meningkat antara Beijing dan Canberra.

Singkirkan megafon dan ambil bagian dari buku pedoman diplomatik Jepang. Itulah sepenggal nasihat Rudd kepada Canberra di tengah sengitnya hubungan kedua mitra dagang itu dalam beberapa pekan terakhir.

Berbicara di Konferensi China yang diselenggarakan oleh South China Morning Post pada hari Selasa (1/12), Rudd mengatakan kemampuan Tokyo untuk berurusan dengan Beijing sangat layak dicontoh oleh Canberra, karena ia memandang ada kesamaan antara Australia dan raksasa Asia Timur itu.


“Jepang adalah sekutu dekat Amerika Serikat seperti Australia. Jepang memiliki hubungan ekonomi yang sangat besar dengan China seperti Australia. Jepang adalah negara demokrasi liberal seperti Australia, dan Jepang - tidak seperti Australia - memiliki sengketa wilayah yang sedang berlangsung dengan China di Laut China Timur,” kata Rudd, seperti dikutip dari SCMP, Kamis (3/12).

Rudd menyoroti bahwa selama ini Jepang di bawah kepemimpinan Shinzo Abe dan Yoshihide Suga mampu mengelola hubungan baik dengan Beijing. Setidaknya dalam beberapa tahun belakangan.

Dia juga mengingatkan, kemungkinan besar pemulihan kembali hubungan antara AS dan China dapat terjadi. Presiden terpilih Joe Biden dapat membawa beberapa perubahan positif pada keadaan saat ini, menurutnya.

“Jika AS akan terlibat dengan Republik Rakyat China dalam pemulihan hubungan AS-China, saya pikir mungkin restabilisasi paralel dengan Kanada, dengan orang Australia, dan dengan orang lain yang memiliki hubungan retak dengan China dalam beberapa tahun terakhir, (juga dapat) menjadi bagian dari pengaturan keseluruhan itu,” ungkapnya.

Jika itu terjadi, Rudd mengatakan bahwa dia berharap kedua negara akan ‘menyingkirkan megafon’ dan menggunakan sesuatu yang sangat kuno yang disebut ‘diplomasi’.

Dia memuji modus operandi Jepang yang menempatkan ‘megafon’ mereka ‘di bawah meja’ dan memiliki kebijakan luar negeri di mana pemerintah tidak diam tentang segala hal, tetapi selektif tentang hal-hal yang tidak seharusnya didiamkan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya