Berita

Anggota Komisi I DPR RI Abdul Kadir Karding/Net

Politik

Benny Wenda Bukan Orang Indonesia, Papua Dan Papua Barat Tetap Dalam Pangkuan Ibu Pertiwi

KAMIS, 03 DESEMBER 2020 | 15:09 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Benny Wenda mengatakan telah mendeklarasikan pemerintahan sementara di Papua Barat. Pernyataan tersebut menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Pasalnya, Benny Wenda bukanlah orang Papua, dia sudah menjadi warganegara lain sejak beberapa tahun lalu.

Anggota Komisi I DPR RI Abdul Kadir Karding menegaskan Papua dan Papua Barat merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tidak bisa dipisahkan oleh pihak manapun.

"Dalam artian urusan persatuan dan kesatuan dan segala urusan yang ada di dalamnya tidak bisa lagi diganggugugat dengan alasan apapun dan aspirasi apapun," ucap Karding kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (3/12).

Legislator dari Fraksi PKB ini menegaskan tindakan-tindakan yang menyatakan kemerdekaan di luar Indonesia seperti melakukan deklarasi pemerintahan sementara adalah tindakan yang harus disikapi secara serius oleh pemerintah.

"Ini adalah tindakan yang menganggap bahwa menyatakan 'perang' dalam tanda petik. Oleh karena itu, harus diingat konsekuensinya. Konstitusi memberikan kewenangan bagi negara untuk menyelesaikan ternasuk menumpas gerakan-gerakan yang sifatnya ingin merdeka atau memisahkan diri," ucapnya.

Karding berharap pernyataan Papua merdeka hanya sekadar wacana bagi mereka yang mengatasnamakan OPM dan tidak serius dilakukan.

"Kalau serius, kita tidak boleh tawar-menawar, terhadap semua sikap politik atau langkah politik atau upaya politik yang ingin merdeka itu harus dihadapi. Namun, saya juga berpikir bahwa keberadaan mereka ini tentu deklarasi mereka ini belum tentu berdiri sendiri," bebernya.

Pemerintah Indonesia, lanjut Karding, perlu melakukan diplomasi kepada semua pihak. Jika OPM kerap mendesak Papua merdeka maka pemerintah perlu turun tangan.

"Harus dilakukan diplomasi-diplomasi oleh pemerintah, diplomasi ke semua pihak, dan mencoba persuasif, tapi kalau tetep ngotot menurut saya tetap harus pemerintah dalam hal ini harus turun tangan," ucapnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya