Berita

Bendera Amerika Serikat dan China/Net

Dunia

AS: Ada 1.000 Peneliti Di Amerika Yang Terkait Dengan Tentara Pembebasan Rakyat China

KAMIS, 03 DESEMBER 2020 | 10:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS) menyebut sebanyak lebih dari 1.000 peneliti menyembunyikan keterkaitan mereka dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.

Pernyataan yang dibuat oleh Departemen Kehakiman pada Rabu (2/12) itu membuat terkejut banyak pihak. Tetapi beberapa ahli dan mantan pejabat FBI mengatakan, angka yang sebenarnya kemungkinan jauh lebih rendah.

Dimuat The Washington Post, FBI dan Departemen Kehakiman menyebut besarnya angka tersebut merupakan kemungkinan.


Pasalnya, setelah penutupan Konsulat China di Houston pada Juli, banyak orang yang meninggalkan AS.

"Mereka mengizinkan kami untuk mengirim pesan kepada pemerintah China, (yang berisi) jika Anda akan mengirim individu ke sini, Anda harus melakukannya dengan jujur ​​dan Anda tidak dapat menyembunyikan afiliasi mereka dengan pemerintah China dan militer China," kata Asisten Jaksa Agung John Demers di Aspen Cyber ​​Summit pada Rabu.

Ahli spionase China, James Mulvenon mengatakan FBI telah mewawancarai 50 hingga 60 peneliti di 30 kota yang diyakini berafiliasi dengan PLA sejak Juni.

Ia juga mengatakan, ketika pemerintah China tahu target FBI, maka diplomat mereka akan memperingatkan para peneliti untuk menghapus data di perangkat elektronik dan obrolan media sosial.

" Tindakan semacam itu membuat FBI mencurigai skala aktivitas China lebih besar dari perkiraan semula," lanjut dia.

Meski tidak yakin ada 1.000 peneliti yang terkait dengan PLA, Muvenon mengatakan memang ada kemungkinan banyak peneliti yang terkait dengan lembaga negara karena khawatir kehilangan fellowship.

Sejauh ini Kedutaan Besar China belum memberikan komentar terkait laporan tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya