Berita

Pelaksana Tugas (Plt) Jurubicara Bidang Penindakan KPK, Ali Fikri/RMOL

Hukum

Didemo Massa, KPK Pastikan Korek Siapa Pun Yang Tahu Soal Suap Ekspor Benur

SELASA, 01 DESEMBER 2020 | 15:59 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Dugaan aliran dana ke partai politik dalam kasus suap izin ekspor benih lobster yang telah menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dipastikan akan ditelusuri penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Terkait aliran dana, baik dari sisi tersangka pemberi maupun penerima ditelusuri dan dikembangkan lebih lanjut," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Jurubicara Bidang Penindakan KPK, Ali Fikri kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (1/12).

Nantinya, KPK akan mengumpulkan barang bukti serta memeriksa saksi-saksi yang nantinya akan dipanggil penyidik. Ali juga memastikan, pihaknya akan memanggil siapa pun yang mengetahui rangkaian peristiwa, termasuk dua politisi yang disebut oleh massa Aliansi Rakyat Waras Hukum (Arwah) yang menggelar demo di KPK.


"Kami juga memastikan siapa pun yang diduga mengetahui rangkaian peristiwa perkara ini, tentu akan kami panggil sebagai saksi," pungkas Ali.

Desakan pemeriksaan terhadap sejumlah politisi makin deras disampaikan pasca operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Edhy Prabowo pada Selasa lalu (24/11). Seperti yang disampaikan massa Arwah yang mendesak lembaga antirasuah memeriksa politisi Gerindra Andi Iwan Darmawan Aras dan Eka Sastra dari Partai Golkar.

"Kami mendesak KPK segera memanggil dan melakukan pemeriksaan terhadap Eka Sastra yang diduga melakukan suap sebanyak 200 ribu dolar AS kepada staf khusus Edhy Prabowo demi memperoleh izin ekspor benur," ujar Koordinator aksi Arwah, Yanto saat orasi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan hari ini.

Menurut Yanto, Andi Iwan dan Eka Sastra merupakan pemilik PT Maradeka Karya Semesta (MKS) yang diduga mendapatkan izin ekspor benih lobster. Perusahaan tersebut diduga telah melakukan ekspor benih lobster sebanyak 106.850 ekor ke Vietnam sejak Juli hingga September 2020.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya