Berita

Kylie Moore-Gilbert, akademisi Australia-Inggris yang ditahan pemerintah Iran/Net

Dunia

Akademisi Australia-Inggris Kylie Moore-Gilbert Ungkap Rasa Haru Dan Terima Kasih Kepada Semua Yang Bantu Pembebasannya

SELASA, 01 DESEMBER 2020 | 14:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bisa kembali ke tanah air adalah hal yang luar biasa bagi Kylie Moore-Gilbert, akademisi Australia-Inggris yang ditahan oleh pemerintah Iran karena tuduhan mata-mata.

Moore-Gilbert memberikan penghormatan kepada keluarga, teman, dan kolega yang selama ini membantunya dalam upaya pembebasannya saat dia ditahan di penjara Iran selama lebih dari dua tahun.

Ia mengatakan pembebasannya dari penjara di Iran mengakhiri cobaan berat dan traumatis.


“Sejujurnya saya tidak tahu harus mulai dari mana atau bagaimana saya bisa berterima kasih atas semua upaya luar biasa Anda untuk berkampanye untuk pembebasan saya," ujar Moore-Gilbert melalui akun Twitter grup kampanye, Selasa (1/12).

“Saya benar-benar terharu  oleh semua yang telah Anda lakukan untuk saya, sejujurnya saya tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan kedalaman rasa terima kasih saya dan betapa tersentuhnya saya.

"Saya tidak dapat memberi tahu Anda betapa menggembirakannya mendengar bahwa teman dan kolega saya berbicara dan tidak melupakan saya, itu memberi saya begitu banyak harapan dan kekuatan untuk menanggung apa yang tampak seperti mimpi buruk yang tidak pernah berakhir dan tak henti-hentinya.

“Kebebasan saya benar-benar kemenangan Anda. Dari lubuk hatiku, terima kasih!” ujarnya seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (1/12).

Moore-Gilbert kembali ke Australia pada Jumat (27/11).  Ia memposting foto dirinya di Bandara Doha saat kembali ke Australia. Dia diterbangkan dari Teheran dengan jet pemerintah dan saat ini berada di karantina, setelah tiba di Canberra pada Jumat malam.

Moore-Gilbert adalah dosen Studi Islam di University of Melbourne, ditangkap di Teheran pada September 2018 ketika ia berusaha meninggalkan negara itu setelah menghadiri konferensi akademik di Qom.

Dia dikirim ke penjara Evin yang terkenal kejam di Teheran - ditahan oleh Pengawal Revolusi di Bangsal rahasia 2A - dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan spionase dalam persidangan rahasia.

Pemerintah Iran mengklaim dia adalah mata-mata yang bekerja untuk Israel, negara kebangsaan suaminya.

Moore-Gilbert secara konsisten membantah tuduhan terhadapnya, dan pemerintah Australia menganggap bahwa semua tuduhan itu tidak berdasar, dan tidak ada bukti yang pernah disajikan kepada publik tentang dugaan kejahatannya.

Moore-Gilbert melakukan mogok makan berulang kali di penjara dan kesehatannya memburuk selama waktu yang lama di sel isolasi.

Dalam beberapa bulan terakhir, dia dipindahkan ke penjara Qarchak yang terpencil, di timur Teheran, karena kekhawatiran meningkat atas penyebaran virus korona di penjara yang penuh sesak di negara itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya