Berita

Fadli Zon bersama Prabowo Subianto/Net

Politik

Penangkapan Edhy Prabowo Bisa Jadi Karena Gerindra Main Dua Kaki, Dikerjain Deh

SELASA, 01 DESEMBER 2020 | 12:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Penangkapan dan penetapan status tersangka Menteri KKP Edhy Prabowo menjadi preseden buruk bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Partai Gerindra.

Desakan kepada Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mundur dari kabinet Indonesia Maju pun muncul dari berbagai kalangan.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menduga penangkapan Edhy Prabowo juga bisa dikarenakan Gerindra bermain dua kaki di pemerintahan Jokowi.


"Harusnya komitmen koalisi itu dibangun kan itu. Kan itu sudah ada rekonsiliasi. Kedua Gerindra itu dianggap main dua kaki, satu di pemerintahan dia dapat jatah Menhan dan Mneteri KKP, di satu sisi yang lain adalah (Gerindra) mengkritisi pemerintah melalui Fadli Zon itu. Sedangkan partai koalisi lain, tidak ada yang mengkritisi Jokowi," kata Ujang kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (1/12).

Karena masih derasnya kritikan kader Gerindra terhadap pemerintah meski sudah bergabung di kabinet, elektabilitas Prabowo dan Gerindra meningkat dan hal itu tidak disukai oleh parpol koalisi lainnya di pemerintahan.

"Suara Gerindra naik elektabilitasnya, sebelum ada kasus (Edhy Prabowo), Prabowo juga tinggi elektabilitasnya sebelum ada kasus. Nah ini kan sangat menguntungkan Prabowo, dan Gerindra dan mejadi musuh bersama kan gitu," katanya.

"Akhirnya dikerjain, dengan ditangkapnya Edhy Prabowo. Nah ini, yang harus menjadi bahan evaluasi bagi Prabowo dan Gerindra," imbuhnya.

Ujang menilai, parpol koalisi tidak suka dengan sikap Gerindra yang tidak konsisten dan kerap mengkritisi pemerintah lewat kadernya di parlemen. Sehingga, melakukan manuver untuk menggulingkan Gerindra dari pemerintahan.

"Kelihatannya parpol koalisi tidak suka dengan sikap Gerindra itu. Pertama dia lawan politiknya Jokowi waktu Pilpres 2019. Lalu masuk rekonsiliasi belakangan, itu pun mendatangkan perdebatan di koalisi Jokowi. Lalu ketika sudah masuk ada dapat jatah menteri, tapi kader Gerindra lain sering mengkritisi juga. Ini kan dianggap mbalelo, 'hari ini mungkin saya kerjain lah'," tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya