Berita

Direktur Center for Media and Democracy LP3ES, Wijayanto/Net

Politik

Singgung Agus Rahardjo, LP3ES: Ternyata Masih Ada Secercah Embun Di Tengah Kemarau Panjang Di KPK

SENIN, 30 NOVEMBER 2020 | 02:07 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Ditangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo ibarat kata masih ada secercah embun di tengah kemarau panjang di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Begitu ungkapan yang disampaikan oleh Direktur Center for Media and Democracy LP3ES, Wijayanto di acara webinar bertajuk "Evaluasi dan Prospek Hukum Demokrasi: Mungkinkah KPK Bangkit Kembali?".

Karena kata Wijayanto, hampir setahun sejak revisi UU KPK, lembaga antirasuah ini tidak pernah terdengar mengungkap kasus besar.


"Prestasi Novel Baswedan dan KPK hari ini untuk kasus spesifik ini penangkapan Edhy Prabowo. Ternyata masih ada secercah embun di tengah kemarau panjang," ujar Wijayanto, Minggu (29/11).

Padahal, kata dia, pimpinan KPK sebelumnya yakni era Agus Rahardjo Dkk telah menyampaikan pandangan negatif terhadap KPK setelah revisi UU KPK.

Yakni, independensi KPK terancam, penyadapan dipersulit dan dibatasi, pembentukan Dewan Pengawas (Dewas) dipilih oleh DPR, sumber penyelidik dan penyidik dibatasi.

"Penuntutan perkara korupsi harus koordinasi degan Kejaksaan Agung, perkara yang mendapat perhatian masyarakat tidak lagi menjadi kriteria, kewenangan pengambil-alihan perkara di penuntutan dipangkas," katanya

Kemudian, kewenangan-kewenangan strategis pada proses penuntutan dihilangkan, dan kewenangan KPK untuk mengelola pelaporan dan pemeriksaan LHKPN dipangkas.

"Jadi banyak hal yang ketika revisi itu disahkan maka ini lah yang akan terjadi, terutama kewenangan untuk penyadapan itu harus meminta izin dewan pengawas dan seterusnya, yang dikhawatirkan akan membuat KPK itu menjadi lumpuh," pungkas Wijayanto.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya