Berita

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Kesal Kapal Turki Digrebek Pasukan Komando Jerman, Erdogan: Kami Sudah Cukup Sabar Dan Menahan Diri

JUMAT, 27 NOVEMBER 2020 | 05:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Turki mengecam Yunani dan Siprus terkait pemeriksaan kapal Turki yang dilakukan oleh pasukan komando Jerman. Pemeriksaan itu dikatakannya atas nama misi Uni Eropa untuk menerapkan embargo senjata di Libya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyalahkan Yunani dan Siprus yang diduga menjadi sumber munculnya tindakan tersebut.

"Kami telah bereaksi dengan sabar dan menahan diri," kata Erdogan saat berbicara dengan deputi partai yang berkuasa, menekankan apa yang dikatakannya terlepas dari provokasi oleh Yunani dan Republik Siprus pada masalah Mediterania timur.


“Namun, meski kami sabar dan menahan diri, mereka baru-baru ini menggerebek kapal barang kami yang sedang mengangkut kargo ke Libya. Ini tidak sejalan dengan hukum laut internasional,” kata Erdogan, seperti dikutip dari AP, Kamis (26/11).

Erdogan memperingatkan, kapten kapal yang melakukan operasi itu  adalah warga negara Yunani.

"Saat mereka naik ke kapal, mereka mengganggu awak kapal,” ujar Erdogan.

Pada Senin (23/11), Tentara Jerman naik dan menggeledah kargo Rosaline A milik Turki. Tentara-tentara itu mencurigai bahwa kapal Turki itu menyelundupkan senjata ke Libya.

Sejauh ini, Komando Jerman yang melekat pada Operasi Irini UE, dengan persetujuan dari NATO, berusaha untuk memberlakukan embargo senjata PBB terhadap Libya.

Selain mengecam Yunani dan Siprus, Erdogan juga mengutuk keras Berlin atas tindakan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Andrea Sasse, mengatakan sikap Turki secara keseluruhan - termasuk insiden terbaru itu- sudah diduga dan ada dalam agenda Dewan Eropa Desember.

Andrea Sasse mengatakan bahwa selama ini Jerman telah menunjukkan sikap tegasnya dan bahwa perilaku Turki selama ini sangat bermasalah dalam banyak hal.

"Kami (telah) melaporkan ini secara teratur di Turki,” ujar Sasse.

"Tapi kami harus mengulangi bahwa kami telah mengambil sikap terhadap perilaku Turki berkali-kali," kata Sasse ketika ditanya tentang kemungkinan reaksi dari Jerman.

Sejak beberapa tahun, senjata Turki terus membanjiri Libya, memicu destabilisasi lebih lanjut di negara yang sudah dilanda perang itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya