Berita

Penangkapan Edhy Prabowo seharusnya tidak dikaitkan langsung dengan Prabowo Subianto/Net

Politik

Penangkapan Edhy Prabowo Gerus Citra Gerindra, Kang Tamil: Parpol Harus Makin Jeli Memilih Kader

KAMIS, 26 NOVEMBER 2020 | 12:06 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Penetapan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap terkait perizinan tambak, usaha, dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020, memicu sejumlah spekulasi.

Khususnya terkait dengan posisi sang Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.

Mulai dari meminta Prabowo mundur dari jabatan Menteri Pertahanan hingga berasumsi bahwa ambisi Prabowo untuk mengikuti Pilpres 2024 sudah tertutup.


Dalam pandangan pengamat politik dari Lembaga Kajian Politik Nasional (KPN), Tamil Selvan, tudingan yang ditujukan kepada Prabowo Subianto terlalu tendensius dan tidak berdasar.

Pengamat yang akrab disapa Kang Tamil ini mengatakan, korupsi merupakan persoalan mental pejabat publik dan tidak dapat dikaitkan secara integritas kepada orang lain.

"Saya lihat banyak tudingan tendensius kepada Prabowo pascapenangkapan Edhy Prabowo. Korupsi itu adalah masalah mental seseorang, secara citra ini tidak bisa dikaitkan dengan integritas aktor politik lain. Kita harus fair, apakah ketika kader PDIP korupsi, lantas kredibilitas Pak Jokowi ikut turun? Tidak boleh begitu cara berpikir kita," kata Kang Tamil kepada awak media, Kamis (26/11).

Ditambahkan Kang Tamil, sebagai partai yang baru pertama kali masuk dalam pemerintahan, tentu penangkapan Edhy Prabowo menggerus citra Partai Gerindra.

Namun dia berpendapat bahwa dalam dinamika berpolitik, hal itu adalah proses pendewasaan sebuah partai politik.

"Kalau penangkapan Edhy Prabowo menggerus citra Gerindra, tentu iya. Namun ini dinamika pendewasaan politik dan menjadi pembelajaran bagi partai politik untuk bisa lebih jeli dalam memilih kader-kader yang berintegritas," lanjut Kang Tamil, dikutip Kantor Berita RMOLJakarta.

Lebih lanjut Kang Tamil mengatakan ada yang salah dengan sistem pemerintah Indonesia. Sehingga korupsi bukan lagi menjadi masalah integritas, namun sudah menjadi sistem yang menjebak.

"Korupsi ini bukan hanya soal integritas. Saya lihat ada sebuah sistem yang tanpa sadar menjerumuskan para pejabat publik. Saya yakin jika dicari kekhilafannya, tidak satupun pejabat publik yang lolos dari jerat KPK. Namun dalam hal penangkapan tentu ada mekanisme hukum terkait adanya alat bukti, dan juga tidak terlepas dari kepentingan politik," tutup Kang Tamil.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya