Berita

Presiden Xi Jinping/Net

Dunia

Lewat Angela Merkel, Xi Jinping Desak Jerman Dan Eropa Tetap Terbuka Untuk Berbisnis Dengan China

RABU, 25 NOVEMBER 2020 | 07:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden China Xi Jinping mendesak Jerman dan Eropa agar tetap terbuka untuk perusahaan China. Sebagai imbalan, Xi berjanji akan memberi peluang bisnis Eropa ke akses pasar yang lebih besar di China.

Pernyataan tersebut disampaikan Xi selama percakapan telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Selasa (24/11). Momen itu berbarengan dengan rencana Uni Eropa yang akan menerapkan pembatasan baru pada raksasa milik negara China.  

"Kami berharap Jerman dan Uni Eropa akan tetap terbuka untuk perusahaan China," kata Xi kepada Merkel, seperti dikutip dari SCMP, Selasa (24/11).

"China dan UE harus berjuang untuk saling menghormati dan memahami tema utama dialog dan kerja sama yang saling menguntungkan," lanjutnya.

UE saat ini sedang berkonsultasi tentang cara-cara meningkatkan mekanisme pertahanan perdagangan terhadap perusahaan milik negara dan perusahaan lain yang menerima bantuan negara. Langkah ini dinilai sedang menargetkan bisnis China.

Negara-negara anggota UE juga tengah menangani masalah kontroversial keamanan 5G. Saat ini semakin banyak negara eropa yang memutuskan untuk melarang Huawei Technologies China.

Selama diskusi, Xi juga mengatakan kepada Merkel bahwa Beijing ingin menyelesaikan perjanjian investasi yang sedang dinegosiasikan dengan UE tahun ini. Dia mengatakan perkembangan ekonomi China akan menguntungkan Jerman, investor UE terbesar di China.

Merkel mengatakan kepada Xi bahwa pemulihan ekonomi China yang cepat setelah pandemi virus corona adalah kabar baik bagi bisnis Jerman, menurut laporan Xinhua.

Dalam kesempatan tersebut, Merkel memberi selamat kepada China atas penandatanganan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bersama 14 negara Asia-Pasifik lainnya.

Merkel menambahkan, dia akan lebih berupaya untuk menyelesaikan kesepakatan investasi antara UE dan China.

Merkel juga berharap dapat memperkuat kerja sama dengan China di bidang perdagangan dan investasi serta kendaraan energi baru seperti mobil listrik. Keinginan Jerman untuk menjual lebih banyak kendaraan energi baru ke China muncul karena pembuat mobil tradisionalnya dipandang lambat beradaptasi dengan perubahan preferensi konsumen untuk mobil semacam itu di Eropa.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya