Berita

Paslon Bobby-Aulia mendapat kritikan karena menyebut Cina sebagai salah satu suku di Indonesia/Net

Politik

Bobby Nasution Katakan 'Cina', Etnis Tionghoa Medan Merasa Tersakiti

SENIN, 23 NOVEMBER 2020 | 14:23 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Sebuah blunder dilakukan calon Walikota Medan, Bobby Nasution, saat menjalani debat kandidat kedua Pilkada Medan 2020.

Bahkan dia dinilai gagal menjaga kemajemukan di Kota Medan. Pasalnya, Bobby menyebutkan Cina sebagai salah satu etnis yang ada di Kota Medan.

Padahal, istilah Cina ini sejak masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sudah diganti menjadi etnis Tionghoa.


Ketersinggungan ini disampaikan oleh Ketua Solidaritas Indonesia Tionghoa Demokrat (Solid) Kota Medan, Agus Salim.

"Saya secara pribadi sebagai etnis Tionghoa merasa sangat tersakiti dengan adanya kata kata Cina. Sebab, sejak ada undang-undang dan sudah ada Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2014, bahwa Cina sudah diganti dengan Tionghoa," tegas Agus, Minggu (22/11).

"Nah, dengan adanya dikatakan Cina lagi, kita merasa didiskriminasi kembali. Padahal, istilah Cina ini sudah diganti di masa kepemimpinan Pak SBY," terangnya, dikutip Kantor Berita RMOLSumut.

Hal senada juga disampaikan Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain Hutajulu. Seperti yang diutarakan Agus Salim, Herri juga menyebut, sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2014 yang dikeluarkan di zaman kepemimpinan SBY dan mengganti istilah Cina menjadi Tionghoa.

"Jadi Cina itu adalah nama suatu negara, kemudian sukunya adalah Tionghoa. Jadi mereka ini adalah warga negara Indonesia yang sudah lama di Indonesia, mereka itu adalah suku Tionghoa, karena sama dengan suku Batak, suku Jawa dan sebagainya. Bukan Cina. Jadi itulah yang membuat teman-teman yang ada di Kota Medan yang menanggapi debat publik itu khususnya Tionghoa, mereka merasa sakit kali, karena mereka adalah sudah warga negara Indonesia, suku Tionghoa," jelas Herri.

"Jadi ini yang harus dipahami dan mereka ini juga yang sama-sama membangun Indonesia. Jadi istilah Cina itu tidak ada lagi, sudah dicabut sejak 2014 di zaman Pak SBY menjadi suku ataupun etnis Tionghoa dan berlaku sampai sekarang," sambungnya.

Untuk itu, Herri berharap, jika nanti terpilih, Akhyar-Salman bisa dapat terus menjaga kebersamaan di Kota Medan.

"Kita harapkan nantinya di kepemimpinan (calon) Walikota Akhyar-Salman, supaya tetap ini dijaga, yang namanya keharmonisan beragama dan juga keharmonisan suku. Di mana, Medan adalah kota yang majemuk, tidak boleh menyinggung satu sama lain, di sini tidak ada warga negara 2, warga negara adalah 1," tegasnya.

Dalam debat kadidat kedua Pilkada Medan di Grand Mercure Hotel, Sabtu malam (21/11), calon Walikota Medan, Bobby Nasution, menyinggung kata Cina saat moderator menanyakan bagaimana cara Bobby-Aulia untuk menjalankan visi misi mewujudkan Medan yang kondusif, mengingat Medan adalah kota yang plural.

"Etnis budaya yang ada di Kota Medan harus menjadi sektor utama dari kebudayaan atau pariwisata yang ada di Kota Medan. Banyak sekali, etnis Melayu, Minang, Batak, Mandailing, India, Cina, Jawa, ini sangat banyak. Dan ini harus ada rumah rumah bagi mereka, kawasan kawasan yang akan menjadikan sektor wisata," ucap Bobby.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya