Kapolri Jenderal Idham Aziz/Net
Kapolri Jenderal Idham Aziz telah mencopot Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriadi.
Pencopotan dua Kapolda itu karena dianggap mengabaikan protokol kesehatan karena membiarkan kerumunan dalam acara Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab.
Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam mengatakan, pencopotan dua Kapolda itu tidak bisa dinilai sesederhana pada protokol kesehatan saja.
Pasalnya, kata dia, sebelum keputusan pencoptan diambil, Jenderal Idham Aziz mendapat panggilan dan menghadap Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, ada hal besar terutama jika melihat Idham Aziz yang akan memasuki masa pensiun dan kebutuhan Presiden Jokowi pada figur Kapolri yang dapat dia percaya.
"Saya kira Presiden Jokowi sangat berkepentingan dalam penunjukan orang yang tepat untuk Kapolri yang akan datang. Apakah ada hubungan dengan pencopotan dua Kapolda? Hanya waktu yang bisa menentukan," kata Saiful Anam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/11).
Saiful mengingatkan, bahwa dalam kepemimpinan Presiden Jokowi, jabatan Kapolri selalu diisi oleh mantan Kapolda Metro Jaya.
Adapun Irjen Nana Sudjana digantikan Irjen Fadil Imran yang sebelumnya menjabat Polda Jawa Timur.
"Karena yang kita tahu selama ini Kapolda Metro Jaya biasanya kuat kemungkinan untuk menjadi calon kuat Kapolri, contohnya Tito Karnavian atau Idham Azis sendiri," jelasnya.
"Apakah Presiden Jokowi sedang bermain memainkan peran politik karambol? Kita lihat perkembangannya," pungkasnya.