Berita

Pendiri Group Peningkatan Ekspor RI Jonny Sinaga dalam diskusi virtual RMOL World View/RMOL

Dunia

RCEP Diteken, Ini Pekerjaan Rumah Yang Dihadapi Indonesia

SENIN, 16 NOVEMBER 2020 | 15:31 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sepuluh negara anggota ASEAN beserta lima negara mitra, yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru menandatangani Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) pada akhir pekan kemarin (Minggu, 15/11).

Ini adalah tonggak sejarah baru, mengingat RCEP merupakan perjanjian perdagangan terbesar di dunia karena membentuk hampir sepertiga dari populasi dunia, menyumbang sekitar 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) global.

Secara garis besar, RCEP bertujuan untuk menurunkan tarif, membuka perdagangan jasa, dan mempromosikan investasi untuk membantu negara-negara berkembang mengejar ketertinggalan dunia.

Meski belum ada tanggal pasti kapan Indonesia dan negara-negara yang menandatangani perjanjian tersebut akan meratifikasi RCEP, namun ini membawa serta peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia.

RCEP merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan perdagangan. Namun di sisi lain, ada juga pekerjaan rumah yang perlu dikerjakan oleh Indonesia setelah RCEP diteken.

"RCEP ini ditandatangani oleh sepuluh negara ASEAN dan lima negara mitra yang sepakat untuk memudahkan perdagangan di antara mereka," ujar pendiri Group Peningkatan Ekspor RI Jonny Sinaga dalam diskusi virtual RMOL World View bertajuk "Ekspor Indonesia Di Tengah Pandemi", yang dilaksanakan oleh Kantor Berita Politik RMOL (Senin, 16/11).

"Kita sudah ada perjanjian perdagangan bebas sebalumnya antar 10 negara ASEAN, yakni Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," sambungnya.

Dia menjelaskan, dengan adanya RCEP, perdagangan ASEAN dengan lima negara mitra diharapkan meningkat dan aktivitas ekspor-impor juga meningkat.

"Tentu ada pekerjaan rumah besar bagi kita. Pertama, kita perlu waktu untuk buat aturan untuk ratifikasi perjanjian kita. Karena kalau kita lihat, perjanjian perdagangan kita dengan Australia saja baru diratifikasi tahun ini, memerlukan waktu. Memang tidak mudah, karena pengusaha kita juga pengusaha dari negara lain ada tarik menarik," terang Jonny yang juga merupakan Dutabesar RI untuk Argentina tahun 2014-2017.

Menurutnya, Indonesia sebenanrya mumpuni untuk memproduksi barang-barang dengan kualitas unggul dan besar, hanya saja kurang maksimal dalam memanfaatkan potensi ekspor yang ada.

"Kita sudah bisa produksi produk dalam jumlah besar. Pekerjaan rumah kita adalah gimana supaya pengusaha kita bisa memanfaatkan, apakah MEA, RCEP atau perjanjian perdagangan bebas dengan Australia, Chila dan negara lain," tambah Jonny.

Dia mengingatkan agar para pengusaha dan pengerajin di Indonesia tidak takut untuk keluar dari zona nyaman.

"Harus mau berubah dari zona nyaman. Misal, selama ini produksi pakaian. Tapi kini ada peluang untuk membuat masker karena permintaan tinggi. Kalau kita mau berubah, kita akan bisa menikmati hasil yang baik," tekannya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya