Berita

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib M. Rizieq Shihab/Net

Suluh

Harusnya Dirangkul, Bukan Malah Dipukul

SENIN, 16 NOVEMBER 2020 | 11:39 WIB | OLEH: RUSLAN TAMBAK

Setelah hampir empat tahun hidup di pengasingan Arab Saudi, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib M. Rizieq Shihab akhirnya tiba di Indonesia pada 10 November 2020.

Ratusan ribu dan ada yang menyebut sejutaan orang pendukung HRS menyambut Sang Habib di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakara, Tangerang, Banten, sehingga membuat jalan tol dari dan menuju bandara macet total.

Acara-acara lain yang dihadiri HRS juga membludak.

Seperti, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Tebet, Jakarta Selatan, peletakan batu pertama di Pesantren Kultural di Megamendung, Puncak, dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Markas FPI Petamburan, Jakarta Pusat.

Terjadinya kerumunan massa menjadi pintu masuk meneyerang dan "memukuli" HRS. Serangan datang dari Dewi Tanjung, Nikita Mirzani, dan Abu Janda.

Sebelumnya, dua politisi PDIP Arteria Dahlan dan Henry Yosodiningrat meminta kepada polisi supaya mengusut kembali kasus yang pernah dilakukan HRS.

Tidak ketinggalan, Ketua Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi juga mengatakan, HRS yang menyuarakan revolusi akhlak hanya banyak bacot, layaknya seperti toa rusak.

Ke depan, serangan dan pukulan terhadap HRS diyakini akan semakin ramai. Termasuk dari buzzer dan ifluencer.

Selain ada yang menggerakkan, buzzer dan Influencer yang setiap hari menghantam HRS tidak khawatir secara hukum menghina pentolan FPI itu.

Sebaliknya, kalau mereka yang dihina, jika melaporkan penghinaan yang dialami, maka bisa berujung ke pengadilan.

Inilah namanya, politik pecah belah. Politik pecah belah menguntungkan penguasa, karena tidak ada kontrol sosial yang efektif.

Ddan dalam keadaan krisis dan resesi seperti sekarang ini, sejatinya kebijakan yang diambil adalah merangkul, yaitu politik yang mempersatukan.

HRS harusnya dirangkul, bukan dijahui atau malah dibenci lalu dipukul.

Untuk mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera, semua anak bangsa harus bersatu. Tidka bisa tidak.

Apalagi saat ini, rakyat dan bangsa sedang diuji dengan pandemi Covid-19. Dibutuhkan persatuan yang kokoh.

Dan perlu diingat, menyerang ulama serta menggerakkan buzzer dan ifluencer lebih banyak mudaratnya daripada manfaat.

Populer

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

Soal Olok-olok Partai Gelora, MKD Sudah Periksa Pelapor Mardani

Jumat, 14 Maret 2025 | 05:38

Ronaldo Mundur dari Pencalonan Presiden CBF, Ini Alasannya

Jumat, 14 Maret 2025 | 05:20

12.104 Personel dan 167 Pos Disiapkan Polda Sumut untuk Pengamanan Idulfitri

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:59

Soal Penggeledahan Kantor bank bjb, Dedi Mulyadi: Ini Hikmah untuk Berbenah

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:46

Redam Keresahan Masyarakat Soal MinyaKita, Polres Tegal Lakukan Sidak

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:35

Polemik Pendaftaran Cabup Pengganti, Ini yang Dilakukan KPU Pesawaran

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:17

PHK Jelang Lebaran Modus Perusahaan Curang Hindari THR

Jumat, 14 Maret 2025 | 03:59

Dapat Tawaran Main di Luar Negeri, Shafira Ika Pilih Fokus Bela Garuda

Jumat, 14 Maret 2025 | 03:39

Mendagri Soroti Jalan Rusak dan Begal saat Rakor Kesiapan Lebaran di Lampung

Jumat, 14 Maret 2025 | 03:26

Siapkan Bantuan Hukum, Golkar Jabar Masih Sulit Komunikasi dengan Ridwan Kamil

Jumat, 14 Maret 2025 | 02:33

Selengkapnya