Berita

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyambut gembiran wilayah yang berhasil direbutnya kembali dari Armenia/Net

Dunia

Berhasil Rebut Wilayah Yang Disengketakan, Presiden Azerbaijan: Karabakh Akan Terlahir Kembali Sebagai Surga Yang Nyata

KAMIS, 12 NOVEMBER 2020 | 14:47 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan bahwa ia bertekad menghidupkan lagi daerah Karabakh Atas yang baru-baru ini berhasil direbut kembali oleh Azerbaijan.

Di akun Twitter, Aliyev bahkan mengatakan nantinya daerah yang selama hampir tiga dekade diduduki oleh Armenia itu akan terlahir kembali sebagai surga yang nyata.

"Persatuan rakyat kami akan memungkinkan kami menghidupkan kembali wilayah-wilayah yang dibebaskan. Karabakh terlahir kembali. Itu akan dihidupkan kembali dan disegarkan kembali. Itu akan menjadi surga yang nyata," kata Aliyev di Twitter, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (12/11).

Azerbaijan dan Armenia telah menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia pada Selasa (10/11) lalu untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja menuju solusi komprehensif. Azerbaijan juga mendapatkan kembali beberapa distriknya di Karabakh hasil dari negosiasi itu.

Aliyev memuji kesepakatan itu sebagai kemenangan bagi negaranya dan kekalahan bagi Armenia, dengan mengatakan keberhasilan militer Baku memungkinkannya di atas angin untuk mengakhiri pendudukan tiga dekade.

"Ini adalah saat-saat paling membahagiakan dalam hidup kita masing-masing. Perang Karabakh kedua akan dicatat dalam sejarah sebagai kemenangan gemilang Azerbaijan. Semua rakyat kami menunjukkan persatuan dan solidaritas dalam memastikan kemenangan ini," katanya.

Kemenangan di medan perang adalah hasil kemenangan di bidang politik. "Kami akan semakin memperkuat Kemenangan bersejarah kami dalam domain hukum dan politik," katanya.

Menekankan bahwa masalah keamanan dan infrastruktur harus diprioritaskan untuk pemulangan para pengungsi, Aliyev mengatakan daerah memerlukan penambangan dan Baku akan melibatkan organisasi internasional dalam prosesnya.

Dia menekankan pemerintahnya akan membangun kembali rumah yang hancur selama perang, mencatat bahwa rumah yang rusak akan dipulihkan dan akan memberikan ganti rugi bagi properti yang hilang.

Hubungan antara bekas republik Soviet telah tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.

Bentrokan baru meletus 27 September, dan tentara Armenia melanjutkan serangannya terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar tiga perjanjian gencatan senjata kemanusiaan, selama 44 hari.

Turki menyambut gencatan senjata sebagai "kemenangan besar" bagi Azerbaijan.

Di sisi lain, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan dia telah menandatangani kesepakatan dengan sangat "menyakitkan yang tak terkatakan" yang memungkinkan Azerbaijan mengklaim kendali atas wilayah yang direbutnya dalam pertempuran itu.

Keputusan Pashinyan mendapat pertentangan dari seluruh warga Armenia yang marah. Mereka melakukan aksi unjuk rasa memintanya mundur. Bahkan kediamannya ikut diserang.

Mereka merasa dikhianati setelah Pashinyan menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Nagorno-Karabakh dan menyerahkan sebagian wilayah yang disengketakan ke Azerbaijan.

Sebelum perang Karabakh kedua, sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan berada di bawah pendudukan Armenia selama hampir tiga dekade.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya