Berita

Salah satu sentra bisnis Hong Kong/Net

Dunia

Dianggap Campuri Urusan Dalam Negeri China, Hong Kong Tangguhkan Perjanjian Ekstradisi Dengan Belanda Dan Irlandia

RABU, 11 NOVEMBER 2020 | 10:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Hong Kong mengatakan bahwa pihaknya telah menangguhkan perjanjian ekstradisi dan pakta tentang bantuan hukum timbal balik dengan Belanda dan Irlandia, meningkatkan pertengkaran diplomatik setelah undang-undang keamanan nasional baru Beijing berlaku untuk kota itu.

Pihak berwenang Hong Kong sendiri telah mengeluarkan pemberitahuan tersebut kepada Konsulat Jenderal Belanda dan Irlandia pada Selasa (10/11) waktu setempat.

Langkah tersebut diambil beberapa minggu setelah Belanda dan Irlandia bergabung bersama Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jerman, dan Finlandia dalam menangguhkan perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong menyusul penerapan undang-undang tersebut.

Para pengkritik hukum, yang menyebut apa yang secara luas didefinisikan oleh Beijing sebagai pemisahan diri, subversi, terorisme dan kolusi dengan pasukan asing hingga seumur hidup di penjara, khawatir undang-undang itu akan digunakan untuk menginjak-injak kebebasan di bekas koloni Inggris itu.

Kritikus juga menyatakan keprihatinan bahwa mereka yang melanggar hukum dapat diadili di China daratan di mana pengadilan dikontrol ketat oleh Partai Komunis.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Hong Kong mengatakan langkah Belanda dan Irlandia untuk menangguhkan perjanjian ekstradisi dengan kota semi-otonom adalah campur tangan terbuka dalam urusan dalam negeri China dan pelanggaran hukum internasional dan norma dasar yang mengatur hubungan internasional.

"Ini adalah praktik internasional untuk menjaga keamanan nasional melalui pemberlakuan undang-undang," kata seorang juru bicara pemerintah, seperti dikutip dari CGTN, Selasa (10/11).

Pihak berwenang di Beijing dan pusat keuangan mengatakan undang-undang itu diperlukan untuk memastikan stabilitas dan kemakmuran Hong Kong setelah setahun protes anti-pemerintah yang menjerumuskan kota yang diperintah China itu ke dalam krisis terbesarnya dalam beberapa dekade.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya